Thursday, February 12, 2015

Memahami Gen, DNA, RNA

PENGANTAR BIOTEKNOLOGI
GEN


MAKALAH
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Bioteknologi
yang dibina Ibu Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si

Oleh
Sayang Ananda Fitri            (135080500111044)
Hanifah Dwi Cahyani           (135080500111039)
Moh Ali Hasan                     (135080500111037)
Radzuan Muhammad H.     (125080500111065)





BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
November 2014



BAB I
PENDAHULUAN


2.1        Latar Belakang
Alam memperlihatkan mekanisme hayati untuk mempertahankan ciri khas makhluk hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya. Mekanisme ini terjadi pada semua tingkat makhluk hidup, dari yang paling rendah sampai paling komplek. Ciri atau sifat khas makhluk hidup tampak dari ciri morfologis, ciri anatomi maupun ciri tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Kehidupan yang ada pada bumi berkesinambungan dan membawa faktor keturunan dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Tanpa kita sadari bahwa setiap generasi baru memiliki kemiripan sifat baik secara fisik maupun secara tingkah laku dengan generasi asalnya. Dalam hal ini salah satu faktornya adalah tentang genetika pada sebuah spesies yang menurun kepada generasi yang dilahirkan.
Genetika adalah cabang ilmu biologi tentang pewarisan sifat organisme dengan bidang kajian dari tingkat molekuler hingga tingkat populasi. Genetika dipelajari sebagai material pembawa informasi untuk diwariskan, bagaimana informasi itu diekspresikan dan bagaimana informasi itu dipindahkan dari individu satu ke individu lain. Dalam genetika terdapat materi genetik seperti DNA, gen, dan kromosom. Gen adalah informasi genetik yang tersusun dalam kromosom. Secara sturktur, gen merupakan seberkas fragmen dari DNA yang mengekspresikan sifat tertentu organisme (Robert, 1995).
Seperti yang diketahui bahwa sifat itu dikendalikan oleh gen. Gen mengawasi berkembangnnya sifat tersebut. Gen terdapat pada kromosom. Gen-gen diwariskan dari induk kepada keturunan pada saat fertilisasi antara sel telur dengan sel sperma. Sifat dari induk betina akan dibawa oleh gen-gen yang terdapat pada sel telur sedangkan sifat dari induk jantan akan dibawa oleh gen-gen yang terdapat pada sel sperma. Dengan demikian zigot yang terbentuk sebagai hasil fertilisasi akan menerima sifat dari induk betina dan sifat dari induk jantan. Oleh sebab itu peristiwa fertilisasi memegang peranan penting dalam pewarisan sifat dari induk kepada turunannya (Suryo, 1992).

2.2    Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1         Apakah yang dimaksud gen?
2         Apakah yang dimaksud dengan DNA dan RNA?
3         Bagaimanakah proses terjadinya transkripsi?
4         Bagaimanakah proses terjadinya translasi?

2.3    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1         Untuk mengetahui definisi gen
2         Untuk mengetahui DNA dan RNA
3         Untuk mengetahui proses terjadinya transkripsi
4         Untuk mengetahui terjadinya translasi




BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Definisi Gen
Menurut Yatim (2003), genetika disebut juga ilmu keturunan. Berasal dari bahasa latin, kata genos atinya suku-bangsa atau asal usul. Dalam ilmu ini dipelajari bahaimana sifat keturunan (hereditas) iru diwariskan kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
Gen adalah unit informasi yang mengarahkan aktivitas sel atau organsime selama masa hidupnya. Gen meneruskan pesannya kepada turunan yang dihasilkan ketika sel atau organisme membelah atau bereproduksi, sehingga gen juga merupakan unit pewarisan sifat. Dalam percobaan klasik yang dilakukan oleh George Beadle dan Edward Tatum (1940), ditunjukkan kalau gen membawa informasi yang diperlukan untuk membuat satu enzim tunggal, atau berdasarkan modifikasi itu kemudian, untuk membuat satu protein tunggal. Sebenarnya satu gen tunggal membawa informasi bagi sintesis hanya rantai polipeptida tunggal, sedangkan banyak protein mengandung sejumlah rantai polipeptida (struktur kuartener) ( Fried dan Hademenos, 1999).
Di dalam setiap sel terdapat faktor pembawaan sifat keturunan (materi genetis), misalnya pada sel tulang, sel darah, dan sel gamet. Substansi genetis tersebut terdapat di dalam inti sel (nukleus), yaitu pada kromosom yang mengandung gen. Gen merupakan substansi hereditas yang terdiri atas senyawa kimia tertentu, yang menentukan sifat individu. Gen mempunyai peranan penting dalam mengatur pertumbuhan sifat-sifat keturunan. Misalnya pertumbuhan bentuk dan warna rambut, susunan darah, kulit, dan sebagainya.
Morgan, seorang ahli genetika dari Amerika menemukan bahwa faktor-faktor keturunan yang dinamakan gen tersimpan di dalam lokus yang khas di dalam kromosom. Gen-gen terletak pada kromosom secara teratur dalam satu deretan secara linier dan lurus berurutan. Dengan menggunakan simbol, kromosom dapat digambarkan sebagai garis panjang vertikal dan gen-gen sebagai garis pendek horizontal pada garis vertikal tersebut. Karena letak gen yang linier dan lurus berurutan, maka secara simbolik dapat dilukiskan pula garis-garis pendek horizontal (gen-gen) tersebut berderetan.


Gen-gen yang menampakkan senyawa kimia sebagai substansi hereditas mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1. Sebagai zarah tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
2. Mengandung informasi genetik.
3. Dapat menduplikasi diri saat terjadi pembelahan sel.
4. Mempunyai tugas khusus sesuai fungsinya.
5. Kerjanya ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogennya.
Gen merupakan substansi hereditas yang memiliki fungsi seperti berikut:
1. Menyampaikan informasi genetika dari generasi ke generasi.
2. Mengontrol dan mengatur metabolisme dan perkembangan tubuh.
Proses reaksi kimia dalam tubuh dapat terjadi secara berurutan. Pada setiap tahap reaksinya diperlukan enzim. Pembentukan dan pengontrolan kerja enzim tersebut dilakukan oleh gen. Pada proses perkembangan yang memerlukan hormon juga diatur oleh gen.
3. Menentukan sifat-sifat pada keturunannya. Seperti dicontohkan pada fakta di depan. Sifat-sifat tersebut dapat berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk badan, dan lain-lain.

2.2    DNA dan RNA
Sejak ditemukannya struktur molekul DNA (Deoxyribonucleic Acid) oleh Watson dan Crick pada tahun 1953, perkembangan biologi molekuler yang secara umum mencakup manipulasi DNA dan RNA (Ribonucleic Acid) telah merambah ke berbagai bidang kehidupan dalam aplikasinya.
a.     DNA
DNA (asam deoksiribonukleat) merupakan materi genetik dari sebagian besar organisme. Tiap kromosom adalah suatu molekul DNA yang sangat panjang. Molekul kimia penyusun DNA dinamakan nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari satu molekul gula dan satu molekul fosfat yang terkait pada salah satu basa DNA, yaitu Timin, Adenin, Guanin dan Sitosin (Brookes, 2005).
Bentuk molekul DNA menyerupai tangga spiral atau dikenal secara ilmiah dengan sebutan “Heliks Ganda”. Molekul tersebut memiliki dua untai yang salin berpilin denga penghubung-penghubung di antara kedua untai tersebut sehingga membentuk anak tangga. Meskpiun sangat panjang, DNA sebenarnya merupakan molekul yang cukup sederhana. Tiap untai terdiri dari deretan linier unit-unit kimia dasar yang disebut dengan nukelotida. Ada empat macam nukleotida yang diwakili oleh huruf A, G, C, dan T dimana keempat huruf tersebut membentuk pasangan yang saling melengkapi. A selalu berpasangan dengan T, dan G selalu berpasangan dengan C.
Menurut Watson dan Crick, susunan DNA adalah:
a. Setiap DNA terdiri dari 2 rantai polinukleotida yang berpilin (double heliks).
b. Setiap nukleotida terletak pada bidang datar yang tegak lurus seakan-akan membentuk anak tangga, sedangkan phospat membentuk ibu tangganya.
c. Antara 2 rantai polinukleotida dihubungkan oleh ikatan hidrogen pada masing-masing pasangan basa nitrogennya.
d. Basa purin selalu berkaitan dengan basa pirimidin, dengan pasangan yang selalu tetap.





·     Replikasi DNA
DNA mempunyai kemampuan heterokatalik, yaitu mampu membentuk molekul kimia lain dari sebagian rantainya dan autokatalik, yaitu mampu memperbanyak diri. Kemampuan untuk memperbanya diri inilah yang disebut dengan replikasi DNA. Ketika terjadi pembelahan mitosis, pita kembar yang berpilin pada DNA akan dilepas sebagian oleh enzim DNA polimerase pada ikatan hidrogen antara purin dan pirimidin. Ikatan tersebut lemah, sehingga mudah pecah dibandingkan dengan ikatan kovalen antara fosfat dan deoksiribosa.

Replikasi DNA diatur oleh kumpulan aturan pokok:
a. Konservatif. Replikasi konservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA induk tetap tidak berubah, kemudian digunakan untuk mencetak dua pita double heliks DNA yang baru.
b. Semikonservatif. Replikasi semikonservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA
induk terpisah, kemudian mensintesis pita DNA yang baru dengan cara melengkapi (komplementasi) pada masing-masing pita DNA induk tersebut.
c. Dispersif. Dispersif ini melalui cara, yaitu kedua pita double heliks induk terputus membentuk segmen-segmen pita DNA yang baru, kemudian segmen pita DNA induk akan disambung dengan segmen pita DNA baru. Sehingga pada peristiwa ini hasil akhirnya adalah segmen pita DNA induk dengan segmen pita DNA yang baru yang tersebar pada pita double
heliks DNA yang terbentuk.

·     Fungsi DNA
Menurut Budiyanto (2014), dari materi yang sudah disampaikan dapat diketahui bahwa DNA merupakan struktur yang sangat kompleks yang tersusun dari polinukleotida. Fungsi atau peranan DNA ini sebenarnya tidak sekadar sebagai pembawa materi genetik, melainkan juga menjalankan fungsi yang sangat kompleks pula, antara lain:
a.   DNA berfungsi sebagai pembawa materi genetika dari generasi ke generasi berikutnya.
b.   Fungsi DNA untuk mengontrol aktivitas hidup secara langsung maupun tidak langsung.
c.   Fungsi DNA berikutnya adalah melakukan sintesis protein.
d.   DNA dapat pula berfungsi sebagai autokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk menggandakan diri (replikasi).
e.   Fungsi DNA sebagai heterokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk dapat mensintesis senyawa lain.

b.     RNA
RNA adalah rangkaian nukleotida yang saling terikat seperti rantai. Satu nukleotida RNA terdiri dari 3 senyawa yaitu gula ribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen. Ada 4 jenis basa nitrogen yang menyusun RNA yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Guanin (G), dan Urasil (U).


·     Tipe dan Fungsi RNA
Pada dasarnya, terdapat dua kelompok utama RNA yang menyusun makhluk hidup, yaitu RNA genetik dan RNA non genetik.
a.   RNA Genetik
Hanya terdapat di makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus. RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yakni merupakan molekul genetik yang secara keseluruhan bertanggung jawab dalam membawa segala materi genetis dan mengatur aktivitas sel.
b.   RNA Nongenetik
RNA nongenetik merupakan RNA yang tidak berperan sebagai DNA. RNA nongenetik dimilik oleh makhluk hidup yang materi genetiknya diatur oleh DNA. Pada makhluk hidup kelompok ini, di dalam di dalam selnya terdapat DNA dan RNA. RNA nongenetik dibedakan menjadi tiga macam, yakni RNA duta, RNA ribosom, dan RNA transfer.
-      RNA duta atau “messenger RNA” (mRNA) merupakan asam nukleat yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA terbesar atau terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk polipeptida. Fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma. mRNA juga berfungsi sebagai cetakan dalam sintesis protein.
-      RNA transfer (tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertindak sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi mengikat asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom. Pada tRNA terdapat bagian yang berhubungan dengan kodon yang dibuat antikodon dan bagian yang berfungsi sebagai pengikat asam amino.
-      RNA ribosom (rRNA) merupakan RNA dengan jumlah terbanyak dan penyusun ribosom. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi rRNA sampai sekarang masih belum banyak diketahui, tetapi diduga memiliki peranan penting dalam proses sintesis protein.

·     Perbedaan DNA dengan RNA
DNA (Deoxyribo Nukleat Acid)
RNA (Ribo Nukleat Acid)
- Letak
Dalam inti sel, mitokondria, kloroplas, senriol.
Dalam inti sel (m-RNA), sitoplasma (t-RNA) dan ribosom (r-RNA)
- Bentuk
Polinukleotida panjang  ganda berpilin (double helix)
Polinukleotida tunggal dan pendek
- Gula
Deoxyribosa
Ribosa
- Basa
Golongan purin : adenine dan guanine

Golongan pirimidin : cytosine dan timin
Golongan purin : adenine dan guanine

Golongan pirimidin : cytosine dan urasil
- Fungsi
- mengontrol sifat yang menurun
- sintesis protein
- sintesis RNA
- sintesis protein
- Kadar
Tidak dipengaruhi sintesis protein.

Letak basa nitrogen dari kedua pita ADN saling berhadapan dengan pasangan yang tetap yaitu Adenin selalu berpasangan dengan Timin, Cytosin dengan Guanin. Kedua pita itu diikatkan oleh ikatan hidrogen.
Dipengaruhi sintesis protein.

Macam ARN :
ARN duta
ARN ribosom
ARN transfer



2.3 Proses Terjadinya Transkripsi
               Transkripsi adalah proses pemindahan informasi genetika dari ruas DNA ke dalam molekul RNA. Transkripsi dilakukan dengan cara pembentukan mRNA oleh DNA. Utas DNA digunakan sebagai cetakan atau pola sintesis. Proses tersebut terjadi di dalam nucleus dan dibantu oleh katalisator berupa enzim polymerase RNA yang berperan sebagai enzim transcriptase. Enzim polymerase RNA berfungsi untuk membuka pilinan heliks ganda DNA pada titik awal transkripsi dan memulihkan kembali pilinan heliks ganda (Sudjadi dan Laila, 2007).
            Menurut Karmana (2007), pada proses transkripsi hampir sama dengan replikasi DNA, tetapi terjadinya sintesis RNA dua kali lebih cepat dari pada sintesis DNA. Seperti halnya pada replikasi DNA, RNA akan disintesis mulai dari ujung ke 5’ ke ujung 3’ sehingga rantai RNA komplementer (yang merupakan pasangan DNA template) dibentuk secara antipararel terhadap ranta DNA. Enzim yang berperan dalam transkripsi adalah RNA polymerase.
            Transkripsi terjadi dalam tiga tahap, yakni inisiasi, elongasi dan terminasi. Pada tahap inisiasi, RNA polymerase menempel pada promoter yakni urutan basa nitrogen khusus pada DNA yang dapat memberikan sinyal inisiasi transkripsi. Rantai DNA yang digunakan pada proses perekaman gen hanya satu buah, dinamakan rantai sense. Sementara rantai lainnya merupakan rantai noncoding atau antisense (tidak digunakan dalam transkripsi). Hal ini dikenali dengan adanya promoter pada rantai sense. Umumnya promoter memiliki urutan gen TATAAT dan TTGASA dan rantai sense mengandung komplementernya (ATATTA dan AASTGT) yang tidak akan dikenali oleh RNA polymerase.
            Tahap elongasi ditunjukkan oleh aktivitas RNA polymerase yang bergerak sepanjang rantai DNA sehingga dihasilkan rantai RNA yang di dalamnya mengandung urutan basa nitrogen pertama sebagai hasil perekam (leader squence). Setelah hasil perekaman basa nitrogen berjumlah tiga puluh buah, suatu senyawa kimia akan berikatan dengan unjung 5’RNA. Senyawa kimia tersebut berfungsi  sebagai penutup (chemical cap) yang akan memberikan sinyal inisiasi tahap translasi dan berfungsi mencegah terjadinya degradasi RNA.
            Ketika memasuki tahap terminasi, proses perekaman (transkripsi) berhenti dan molekul RNA yang baru akan terpisah dari DNA template. Segera setelah molekul RNA terpisah, sebanyak 100-200 molekul asam adenilat berikatan pada ujung 3’RNA. Penambahan senyawa kimia tersebut menghasilkan urutan nukleotida adenine dalam jumlah yang banyak pada ujung 3’RNA. Akhirnya dihasilkan produk transkripsi yang lengkap dinamakan messenger RNA (mRNA).



2.4 Proses Terjadinya Translasi
        Menurut Santoso (2007), translasi merupakan proses penerjemahan kode yang ada pada mRNA oleh tRNA yang membawa asam amino untuk dirakit menjadi  polipeptida (protein). Sama halnya dengan transkripsi, translasi dibagi menjadi tiga tahapan, yakni inisiasi (pemulaan), elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penghentian) mRNA yang telah terbentuk pada tahap transkripsi akan bergerak menuju sitoplasma untuk selanjutnya menjalani tahap inisiasi translasi.
a.      Inisiasi
Inisiasi translasi ditandai dengan menempelnya ribosom subunit kecil pada molekul mRNA. Tempat menempelnyaribosom subunit kecil pada mRNA terletak sebelum kodon inisiasi dari gen yang akan disalin. Penempelan ini dibantu oleh suatu protein yang disebut faktor inisiasi. Setelah terikat pada tempatnya, ribosom bergerak kearah 3’ hingga bertemu dengan kodon AUG. kodon inilah yang menjadi kodon inisiasi pada proses penerjemahan. Kodon (kode genetik) merupakan urutan nukleotida yang terdiri atas 3 nukleotida berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon) yang menyadi suatu asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA) mengkode asam amino metionin. Kodon inisiasi ranslasi merupakan kodon untuk asam amino metionin yang mengawali struktur suatu polipeptida (protein).
Penerjemahan dimulai ketika tRNA yang membawa asam amino berpasangan dengan kodon inisiasi yang teletak pada subunit kecil ribosom.  Asam amino yang dibawa tRNA ini adalah mmetionin karena dikode oleh AUG. dengan penerjemahan ini, terbentuk struktur yang terdiri atas mRNA, ribosom subunit kecil dan tRNA yang membawa metionin disebut kompleks inisiasi. Selain kompleks inisiasi, proses penerjemahan melibatkan beberapa jenis protein yang disebut dengan faktor inisiasi (IF) dan guanosin trifosfat (GTP) sebagai energi.
b.     Elongasi
Setelah kompleks inisiasi terbentuk, ribosom subunit besar menempel pada ribosom subunit kecil. Penempelan ini membutuhkan energi dai GTP yang berada pada kompleks inisiasi dan menghasilkan dua tempat, yaitu tempat peptidil (P) yang ditempati metionin dan tempat aminoasil (A) yang terletak pada kodon kedua dari gen dan masih kosong. Pemanjangan dimulai apabila tRNA yang mengikat asam amino masuk ke tempat A dan berpasangan dengan kodon yang kedua. Proses ini membutuhkan GTP sebagai sumber dan protein faktor elongasi.
Ketika kedua tempat di ribosom terisi oleh tRNA yang mengikat asam amino, terjadilah ikatan peptide antara asam amino pertama (metionin) dan yang kedua dengan bantuan enzim peptidil transferase, yang diikuti pemutusan antara tRNA dengan asam amino pertama (metionin) oleh enzim deasilase-tRNA. Hasil proses ini adalah dipeptide yang terikat pada tRNA yang berada di tempat A. selanjutnya, ribosom bergeser sepanjang mRNA sehingga aa-aa-tRNA berada di tempat P dan tempat A kosong lagi. tRNA yang membawa asam amino ketiga masuk ke tempat A, dan mengulang kegiatan sebelumnya. Setiap pemanjangan asam amino membutuhkan faktor inisiasi dan GTP sebagai sumber energi.
c.      Terminas
Pemberhentian penerjemahan terjadi ketika tempat A ribosom berada tepat di kodon terminas (kodon stop) pada mRNA, yaitu UAA, UAG dan UGA. Pada saat itu, masuklah faktor pembebas (releasing factor=RF) yang menempati tempat A dan bersama-sama GTP melepas rantai polipeptida yang sudah terbentuk. Ribosom mengalami disosiasi (lepas) menjadi subunit besar dan subunit kecil serta kembali ke sitosol untuk siap memulai translasi berikutnya:
(1)    Inisiasi: subunit kecil ribosom menempel pada kodon AUG
(2)    Met-tRNA terikat pada kodon AUG di sisi P
(3)    Elongasi:tRNA untuk kodon kedua terikat pada ribosom di sisi A
(4)    Ikatan antara met-tRNA dan metionin terputus, met-tRNA meninggalkan sisi P. ribosom bergerak ke kanan membawa tRNA yang akan menerjemahkan berikutnya di sisi A
(5)    Terminas: ribosom mencapai kodon UAG. Rantai polipeptida dilepaskan
(6)    Subunit ribosom terpisah kembali


















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
-   Gen adalah unit informasi yang mengarahkan aktivitas sel atau organsime selama masa hidupnya. Gen meneruskan pesannya kepada turunan yang dihasilkan ketika sel atau organisme membelah atau bereproduksi, sehingga gen juga merupakan unit pewarisan sifat. Dalam percobaan klasik yang dilakukan oleh George Beadle dan Edward Tatum (1940), ditunjukkan kalau gen membawa informasi yang diperlukan untuk membuat satu enzim tunggal, atau berdasarkan modifikasi itu kemudian, untuk membuat satu protein tunggal. Sebenarnya satu gen tunggal membawa informasi bagi sintesis hanya rantai polipeptida tunggal, sedangkan banyak protein mengandung sejumlah rantai polipeptida (struktur kuartener).
-      DNA (asam deoksiribonukleat) merupakan materi genetik dari sebagian besar organisme. Tiap kromosom adalah suatu molekul DNA yang sangat panjang. Molekul kimia penyusun DNA dinamakan nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari satu molekul gula dan satu molekul fosfat yang terkait pada salah satu basa DNA, yaitu Timin, Adenin, Guanin dan Sitosin.
-        RNA adalah rangkaian nukleotida yang saling terikat seperti rantai. Satu nukleotida RNA terdiri dari 3 senyawa yaitu gula ribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen. Ada 4 jenis basa nitrogen yang menyusun RNA yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Guanin (G), dan Urasil (U).
-      Transkripsi adalah proses pemindahan informasi genetika dari ruas DNA ke dalam molekul RNA. Transkripsi dilakukan dengan cara pembentukan mRNA oleh DNA. Utas DNA digunakan sebagai cetakan atau pola sintesis. Proses tersebut terjadi di dalam nucleus dan dibantu oleh katalisator berupa enzim polymerase RNA yang berperan sebagai enzim transcriptase. Enzim polymerase RNA berfungsi untuk membuka pilinan heliks ganda DNA pada titik awal transkripsi dan memulihkan kembali pilinan heliks ganda
-        Translasi merupakan proses penerjemahan kode yang ada pada mRNA oleh tRNA yang membawa asam amino untuk dirakit menjadi  polipeptida (protein). Sama halnya dengan transkripsi, translasi dibagi menjadi tiga tahapan, yakni inisiasi (pemulaan), elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penghentian) mRNA yang telah terbentuk pada tahap transkripsi akan bergerak menuju sitoplasma untuk selanjutnya menjalani tahap inisiasi translasi.


3.2 Saran
            Saran yang diberikan pada mata kuliah pengantar bioteknologi materi Gen adalah sebaiknya mahasiswa mencari sumber informasi atau referensi maupun bahan bacaan lain mengenai gen, dna, rna dan replikasinya di samping penjelasan dari dosen dan presentasi mahasiswa lainya. Referensi bisa didapatkan baik itu dari buku cetak, buku elektronik, jurnal, teks book dan internet agar memperluas wawasan mengenai materi ini sehingga mendapat manfaat yang lebih banyak.


DAFTAR PUSTAKA

Brookes, M. 2005. Bengkel Ilmu Gentika. Jakarta: Erlangga
Budiyanto. 2014. Fungsi atau Peranan DNA (http://budisma.web.id/fungsi-atau-peranan-dna/), diakses pada 10 Nopember 2014.
Fried, G.H. dan Hademenos, G.J. 1999. Biologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Karmana, O. 2007. Biologi: untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Grafindo Media Pratama
Robert, J.A.F. 1995. Pengantar Genetika Kedokteran. Edisi delapan. Alih Bahasa Dr. Hartono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Santoso, B. 2007. Biologi: Pelajaran Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta: Interplus
Sudjadi, S dan S. Laila. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Yudhistira
Suryo. 1992. Genetika. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
Yatim, W. 2003. Genetika. Bandung: Tarsito.




0 comments: