Wednesday, May 16, 2018

BISAKAH KITA MERUBAH TAKDIR?


Suatu ketika, Ada seorang Santri yang gagal terus dalam berusaha.

- Mau kuliah, tidak lulus tes.

- Mau kerja, tidak diterima.

- Mau nikah, ditolak calon mertua.

- Mau Buka usaha, malah ditipu.

dan berbagai masalah lain.



Hingga akhirnya, ia silaturahim lagi kepada kyainya.

untuk menanyakan apakah takdir nya seperti itu.

Atau sebenarnya karena diuji saja.

Setibanya di rumah kyai, dan duduk di ruang tamu.

obrolan pun dimulai.

Santri : "Pak kyai, kenapa ya, saya sudah berusaha, saya sudah berikhtiar, kenapa masih saja gagal? Apakah takdirku memang begini?"

Pak Kyai pun menjawab dengan bijaknya...

Kyai : "Santriku, apakah kamu sudah berdoa, minta sama Allah?"

Santri : "Sudah pak kyai, saya sudah berdoa dan masih saja gagal"

Kyai : "Sebenarnya, kalau sudah berusaha, kamu sudah semakin dekat dengan kesuksesan, jangan menyerah dan jangan berhenti berdoa.

Disaat seperti ini lah, iblis mendorong kamu untuk putus asa"

Santri pun menjawab : "Insya Allah pak Kyai, saya akan terus berusaha.

Mohon doanya mudah-mudahan hajat saya diijabah sama Allah"

Karena masih penasaran, Santri itupun bertanya lagi...

"Tapi pak Kyai, apakah sebenarnya takdir saya seperti ini? bisa nggak kita mengubahnya? Saya amat sangat ingin berhasil pak Kyai"

Lalu, Kyai yang bijak itu terdiam...

Lalu tiba-tiba dia berkata:

Kyai : "Begini deh, sekarang kamu ikut saya ke kebun mangga di belakang rumah saya"



Santri pun heran, kenapa malah diajak ke kebun mangga, apakah dia akan diajak makan mangga untuk menghibur dirinya.

Dia masih penasaran, tapi segan untuk bertanya.

Lalu Pak kyai itu menjelaskan : "coba kamu lihat buah mangga di kebun saya ini, ada yang beda nggak?"

Santri penjawab : "Kalau aneh di buahnya si nggak pak kyai, tapi yang beda dari pohon mangga lainnya ada"

Kyai : "Apa yang beda?"

Santri : "Yang beda, di setiap buah, ada sebuah kertas, yang dibungkus plastik, dan didalamnya ada dua tanggal"

Kyai : "Nah, sekarang coba kamu lihat lagi setiap kertas di setiap buah. kira kira jaraknya berapa lama?"

Santri : "Sebentar ya pak kyai, saya ambil kalkulator dulu, hehehe..."

Lalu santri tersebut menghitung, dan membandingkan dengan tanggal pada buah mangga lainnya.

Kemudian dia berkata:

"Ternyata semua sama Pak kyai, yaitu 120 hari. Di buah yang ini, tertulis 1 Februari sampai 31 Mei

Sedangkan di buah yang itu, tertulis 10 Februari, dan disebelahnya tertulis 10 Juni "

Kyai : "Jadi, saya menulis di tulisan setiap mangganya, agar semua mangga tersebut matang disaat yang tepat.

tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua"

Pak kyai pun melanjutkan...

"Saya menulis tanggal pertama untuk tanggal tepat saat berbunga, dan saya memperkirakan 120 hari kemudian, buah ini saya panen"

Santri : "oooh begitu, jadi, mangga yang disebelah njenengan akan dipetik 3 hari lagi ya pak kyai???"

Tanya santri dengan penasarannya...

Lalu Pak Kyai pun melihat mangga tersebut, dan menciumnya...

kemudian Pak kyai pun berkata : "hm... kayaknya sekarang waktu yang pas buat dipetik. "

Santri : "Loh, kan harusnya 3 hari lagi pak Kyai? Jadi nggak sesuai dengan tulisan itu dong?"

Pak Kyai menjawab : "Nggak apa-apa, toh setelah saya cium baunya, sudah matang kok, jadi ya saya petik sekarang aja, sekalian kita makan bareng abis ini di ruang tamu.

Nah, sekarang tolong ambilkan pisau di dapur ya, saya tunggu di ruang tamu"

Sesampainya di ruang tamu, sambil menikmati buah mangga yang manis, pak Kyai pun melanjutkan nasehatnya ke muridnya.

"Jadi, takdir itu seperti dua tanggal yang kamu lihat tadi,

Allah sudah menetapkan kapan kamu ketemu jodoh, berapa rezekimu, dan kapan ajal menjemputmu"

"Semua sudah Allah tetapkan di awal, jauh sebelum kamu diciptakan"

"Tapi, ketika kamu hidup, kamu diberikan hak untuk memilih, mau bermalas-malasan atau rajin.

Mau berdoa atau tidak, mau menyantuni fakir miskin atau mengabaikannya

Sehingga, dari pilihan yang kamu pilih, Allah Maha Melihat, Mana hambaNya yang terbaik"

Pak Kyai berhenti sejenak karena dia tidak makan sambil berbicara.

Lalu setelah habis dia melanjutkan...

"Terus, kalau Allah melihat ada kepantasan dari Hamba Nya, dia berhak untuk mengubah takdir"

Santri pun langsung bertanya : "Jadi, takdir bisa diubah ya Pak Kyai?"

"Bisa, bukan kita yang mengubah, tapi Allah lah yang mengubah takdirmu.

Allah itu, Laa roiba fiiih, atau tidak bisa diumpamakan dengan segala sesuatu,

Tapi biar kamu paham, kamu saya ajak tadi ke kebun mangga saya.

Bukan berarti saya dimiripkan dengan Allah, tapi seperti yang saya lakukan tadi,

Kalau saya melihat mangga sudah masak, walaupun belum waktunya, ya saya petik.

Jadi, saya petik mangga di kebun, kalau sudah waktunya. bukan menurut tanggal yang tertulis.

Kadang sudah waktunya dipetik, nggak saya petik karena belum matang

Kadang saya petik jauh sebelum waktunya."

Santri pun mengangguk, tanda paham...

Pak Kyai pun melanjutkan...

"Jadi, bisa jadi, Allah melihat kamu belum pantas untuk kuliah tahun ini, siapa tau kalau kamu kuliah sekarang malah ketemu pacar dan malah berujung zina.

mungkin juga Allah melihat kamu nggak cocok kerja di perusahaan yang kamu lamar soalnya Allah siapin perusahaan yang lebih baik buat kamu.

Gitu juga kenapa kamu nggak jadi nikah sama itu, mungkin Allah siapkan jodoh yang lebih baik.

Dan kenapa kamu pernah buka usaha dan bangkrut, ditipu, Itu mungkin kode dari Allah untuk bisnis lain yang lebih baik.

Jadi, Allah itu ngasih ke kamu sampai kamu PANTAS menerimanya.

Bisa jadi kamu pengen sesuatu karena menurutmu itu baik, Padahal Allah Yang Maha Tahu kalau yang terbaik bukan itu.

Teruslah berusaha sampai kamu merasa PANTAS menerima yang kamu inginkan, dan terus berdoa, jangan sampai nyerah.

Kamu ingat kan, hadist yang dulu pernah saya sampaikan saat ceramah?"

Santri pun menjawab: "Hehehe.. maaf pak Kyai, udah lupa"

Lalu Pak kyai pun menyampaikan satu hadist :

Rasulullah SAW Bersabda : “Tidak ada yang dapat menolak taqdir (ketentuan)Allah ta’aala selain do’a. Dan Tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR Tirmidzi 2065).

==================================

Sebenarnya, ini bukan kisah sang Santri, ini kisah Anda.

Semoga bermanfaat, dan semoga bisa menjadi wasilah bertambahnya semangat Anda.

- Afik Canggih

Monday, May 7, 2018

Renungan Untuk Direnungi




Sebagian besar orang ditakdirkan berpasang-pasangan di dunia. Sebagian lainnya tidak.

Tapi mengapa begitu banyak orang mengira dirinya pasti memiliki pasangan di dunia yang fana ini? Mereka terlalu sibuk berlomba-lomba memperbaiki diri hanya untuk menarik perhatian lawan jenis yang belum tentu datang. Menunggu jodoh dunia, mereka bilang.

Kalaupun kematian lah yang kita jumpai lebih dulu, maka tanamkanlah dalam benak bahwa jika kita tak memiliki jodoh di dunia, maka kita masih punya jodoh di akhirat. Itu adalah janji Allah. Dan janji Allah itu pasti dan mutlak.

Lantas mengapa kita begitu sibuk berbenah diri menjemput jodoh sementara di ujung sana kematian telah menunggu untuk menjemput kita terlebih dahulu?

Alangkah baiknya jika penantian akan jodoh itu kita imbangi dengan persiapan kematian yang dapat menjemput kita kapan saja tanpa diduga-duga. Karena tidak ada kompromi dengan kematian.

Baiklah. Sungguh tak ada salahnya kita mengharapkan pasangan halal yang akan menemani kita selama di dunia dan memperbaiki diri untuk mendapatkan yang baik. Tetapi, jangan sampai kita terlalu berharap ataupun terlalu sibuk untuk mendapatkan itu sehingga membuat kita was-was dalam hidup. Belum lagi mengingat usia yang terbilang matang. Dan pertanyaan orang-orang yang seakan mendesak untuk menyebar undangan pernikahan lebih cepat. Menikahlah bukan karena desakan itu, menikahlah bukan karena tuntutan orangtua, tapi menikahlah karena kamu telah siap dan sebagai pelengkap ibadah kepada-Nya.

Perbaiki niatmu dengan selalu mengingat kematian. Dengan begitu, hatimu tak lagi gusar menunggu si dia yang tak tau kapan datangnya. Tak perlu dengar kata orang. Cukuplah kau atur kebahagiaanmu sendiri selagi tidak menyakiti/merugikan orang lain.

Sungguh tulisan tentang kematian ini bukanlah suara kekecewaan akibat kegagalan percintaan, ketidakpercaya dirian, ataupun pertanyaan orang tentang pernikahan. Melainkan ini sebagai reminder/pengingat untuk diri sendiri dan bagi siapa saja yang sedang membaca, bahwa hidup tak melulu tentang percintaan dengan lawan jenis.

Masih ada orang yang harus kita bahagiakan sebelum kita menikah. Ayah, ibu, adik, kakak, dan lainnya. Bahagiakanlah mereka sebelum semuanya terlambat. Curahkanlah kasih sayangmu kepada mereka yang dekat denganmu. Selagi mereka masih ada di dunia dan kau mampu untuk itu.

Kutuliskan ini bukan karena aku lebih baik dari kalian. Bukan. Sungguh bukan. Tapi marilah saling mengingatkan. Sama-sama belajar untuk menjadi lebih baik. Bukankah persaudaraan menjadi begitu indah ketika kita saling mengingatkan dalam kebaikan?

Aku telah melewati beberapa permasalahan hidup yang mungkin tak pernah dialami oleh orang-orang seusiaku. Jadi cukuplah itu menjadi alasan bagiku untuk lebih mendekat kepada Sang Pencipta dan mengingatkan kalian tentang ini. Karena apapun permasalahanmu, Allah akan selalu mempunyai jawaban terindah dan teradil untuk hidupmu. Percayalah itu.

Tiap manusia diciptakan untuk memenuhi misi hidupnya masing-masing. Tidak ada manusia diciptakan sia-sia tanpa misi. Dan sebaik-baik manusia adalah mereka yang mampu menjalani misi itu dengan susah payah dan akhirnya menggapai penghargaan atas misi yang telah diselesaikan sebelum pada akhirnya ‘Game Over’ dalam kedamaian.

Tulisan ini kutujukan bagi siapa saja mereka yang tengah sendiri dan gusar akan jodohnya di masa depan.

Bertahanlah dalam ketaatan saudaraku.

Perbanyaklah doa. Sesungguhnya berdoa itu seperti mengayuh sepeda. Semakin sering kau mengayuhnya, maka semakin cepat kau sampai ke tujuan. Semakin sering kau memanjatkan doa, maka semakin besar peluang doa kita terkabulkan. Allah tak mungkin membiarkan hamba-Nya yang berdoa dan percaya pada-Nya.

Luangkanlah waktumu di sepertiga malam untuk mengadu kepada-Nya. Ceritakanlah keluh kesahmu. Habiskan air matamu. Mintalah kepada-Nya untuk dikuatkan bahumu agar sanggup menahan beban dan cobaan hidup. Sungguh Allah merindukan hamba-Nya untuk menangis di sepertiga malam. Karena manusia terindah adalah mereka yang menangis di malam hari, dan menebar senyuman di siang hari.

Semoga tulisan ini bermanfaat.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh…


-sayanganandafitri-