PENGANTAR
BIOTEKNOLOGI
GEN
MAKALAH
Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar
Bioteknologi
yang
dibina Ibu Dr. Yuni Kilawati, S.Pi., M.Si
Oleh
Sayang
Ananda Fitri
(135080500111044)
Hanifah Dwi Cahyani (135080500111039)
Moh Ali Hasan (135080500111037)
Radzuan Muhammad H. (125080500111065)
BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
November 2014BAB I
PENDAHULUAN
2.1
Latar
Belakang
Alam memperlihatkan
mekanisme hayati untuk mempertahankan ciri khas makhluk hidup dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Mekanisme ini terjadi pada semua tingkat
makhluk hidup, dari yang paling rendah sampai paling komplek. Ciri atau sifat
khas makhluk hidup tampak dari ciri morfologis, ciri anatomi maupun ciri
tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Kehidupan yang ada pada bumi
berkesinambungan dan membawa faktor keturunan dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. Tanpa kita sadari bahwa setiap generasi baru memiliki kemiripan
sifat baik secara fisik maupun secara tingkah laku dengan generasi asalnya.
Dalam hal ini salah satu faktornya adalah tentang genetika pada sebuah spesies
yang menurun kepada generasi yang dilahirkan.
Genetika adalah cabang
ilmu biologi tentang pewarisan sifat organisme dengan bidang kajian dari
tingkat molekuler hingga tingkat populasi. Genetika dipelajari sebagai material
pembawa informasi untuk diwariskan, bagaimana informasi itu diekspresikan dan
bagaimana informasi itu dipindahkan dari individu satu ke individu lain. Dalam
genetika terdapat materi genetik seperti DNA, gen, dan kromosom. Gen adalah
informasi genetik yang tersusun dalam kromosom. Secara sturktur, gen merupakan
seberkas fragmen dari DNA yang mengekspresikan sifat tertentu organisme
(Robert, 1995).
Seperti yang diketahui
bahwa sifat itu dikendalikan oleh gen. Gen
mengawasi berkembangnnya sifat tersebut. Gen terdapat pada kromosom. Gen-gen
diwariskan dari induk kepada keturunan pada saat fertilisasi antara sel telur
dengan sel sperma. Sifat dari induk betina akan dibawa oleh gen-gen yang
terdapat pada sel telur sedangkan sifat dari induk jantan akan dibawa oleh
gen-gen yang terdapat pada sel sperma. Dengan demikian zigot yang terbentuk sebagai hasil fertilisasi akan
menerima sifat dari induk betina dan sifat dari induk jantan. Oleh sebab itu
peristiwa fertilisasi memegang peranan penting dalam pewarisan sifat dari induk
kepada turunannya (Suryo, 1992).
2.2
Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut:
1
Apakah yang dimaksud gen?
2
Apakah yang dimaksud dengan DNA dan RNA?
3
Bagaimanakah proses terjadinya transkripsi?
4
Bagaimanakah proses terjadinya translasi?
2.3
Tujuan
Tujuan
dari makalah ini adalah:
1
Untuk mengetahui definisi gen
2
Untuk mengetahui DNA dan RNA
3
Untuk mengetahui proses terjadinya
transkripsi
4
Untuk mengetahui terjadinya translasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi
Gen
Menurut Yatim (2003),
genetika disebut juga ilmu keturunan. Berasal dari bahasa latin, kata genos atinya suku-bangsa atau asal usul.
Dalam ilmu ini dipelajari bahaimana sifat keturunan (hereditas) iru diwariskan
kepada anak cucu, serta variasi yang mungkin timbul didalamnya.
Gen adalah unit
informasi yang mengarahkan aktivitas sel atau organsime selama masa hidupnya.
Gen meneruskan pesannya kepada turunan yang dihasilkan ketika sel atau
organisme membelah atau bereproduksi, sehingga gen juga merupakan unit
pewarisan sifat. Dalam percobaan klasik yang dilakukan oleh George Beadle dan
Edward Tatum (1940), ditunjukkan kalau gen membawa informasi yang diperlukan
untuk membuat satu enzim tunggal, atau berdasarkan modifikasi itu kemudian,
untuk membuat satu protein tunggal. Sebenarnya satu gen tunggal membawa
informasi bagi sintesis hanya rantai polipeptida tunggal, sedangkan banyak
protein mengandung sejumlah rantai polipeptida (struktur kuartener) ( Fried dan
Hademenos, 1999).
Di dalam setiap sel terdapat faktor
pembawaan sifat keturunan (materi genetis), misalnya pada sel tulang, sel
darah, dan sel gamet. Substansi genetis tersebut terdapat di dalam inti sel
(nukleus), yaitu pada kromosom yang mengandung gen. Gen merupakan substansi
hereditas yang terdiri atas senyawa kimia tertentu, yang menentukan sifat
individu. Gen mempunyai peranan penting dalam mengatur pertumbuhan sifat-sifat
keturunan. Misalnya pertumbuhan bentuk dan warna rambut, susunan darah, kulit,
dan sebagainya.
Morgan, seorang ahli genetika dari
Amerika menemukan bahwa faktor-faktor keturunan yang dinamakan gen tersimpan di
dalam lokus yang khas di dalam kromosom. Gen-gen terletak pada kromosom secara
teratur dalam satu deretan secara linier dan lurus berurutan. Dengan
menggunakan simbol, kromosom dapat digambarkan sebagai garis panjang vertikal
dan gen-gen sebagai garis pendek horizontal pada garis vertikal tersebut.
Karena letak gen yang linier dan lurus berurutan, maka secara simbolik dapat
dilukiskan pula garis-garis pendek horizontal (gen-gen) tersebut berderetan.
Gen-gen yang menampakkan senyawa kimia
sebagai substansi hereditas mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
1.
Sebagai zarah tersendiri yang terdapat dalam kromosom.
2.
Mengandung informasi genetik.
3.
Dapat menduplikasi diri saat terjadi pembelahan sel.
4.
Mempunyai tugas khusus sesuai fungsinya.
5.
Kerjanya ditentukan oleh susunan kombinasi basa nitrogennya.
Gen
merupakan substansi hereditas yang memiliki fungsi seperti berikut:
1.
Menyampaikan informasi genetika dari generasi ke generasi.
2.
Mengontrol dan mengatur metabolisme dan perkembangan tubuh.
Proses
reaksi kimia dalam tubuh dapat terjadi secara berurutan. Pada setiap tahap
reaksinya diperlukan enzim. Pembentukan dan pengontrolan kerja enzim tersebut
dilakukan oleh gen. Pada proses perkembangan yang memerlukan hormon juga diatur
oleh gen.
3. Menentukan sifat-sifat pada
keturunannya. Seperti dicontohkan pada fakta di depan. Sifat-sifat tersebut
dapat berupa warna kulit, bentuk rambut, bentuk badan, dan lain-lain.
2.2
DNA
dan RNA
Sejak ditemukannya
struktur molekul DNA (Deoxyribonucleic
Acid) oleh Watson dan Crick pada tahun 1953, perkembangan biologi molekuler
yang secara umum mencakup manipulasi DNA dan RNA (Ribonucleic Acid) telah merambah ke berbagai bidang kehidupan dalam
aplikasinya.
a.
DNA
DNA
(asam deoksiribonukleat) merupakan materi genetik dari sebagian besar
organisme. Tiap kromosom adalah suatu molekul DNA yang sangat panjang. Molekul
kimia penyusun DNA dinamakan nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari satu molekul
gula dan satu molekul fosfat yang terkait pada salah satu basa DNA, yaitu
Timin, Adenin, Guanin dan Sitosin (Brookes, 2005).
Bentuk molekul DNA
menyerupai tangga spiral atau dikenal secara ilmiah dengan sebutan “Heliks
Ganda”. Molekul tersebut memiliki dua untai yang salin berpilin denga
penghubung-penghubung di antara kedua untai tersebut sehingga membentuk anak
tangga. Meskpiun sangat panjang, DNA sebenarnya merupakan molekul yang cukup
sederhana. Tiap untai terdiri dari deretan linier unit-unit kimia dasar yang
disebut dengan nukelotida. Ada empat
macam nukleotida yang diwakili oleh huruf A, G, C, dan T dimana keempat huruf
tersebut membentuk pasangan yang saling melengkapi. A selalu berpasangan dengan
T, dan G selalu berpasangan dengan C.
Menurut Watson dan
Crick, susunan DNA adalah:
a. Setiap DNA terdiri dari 2 rantai polinukleotida
yang berpilin (double heliks).
b. Setiap nukleotida terletak pada bidang datar yang
tegak lurus seakan-akan membentuk anak tangga, sedangkan phospat membentuk ibu
tangganya.
c. Antara 2 rantai polinukleotida dihubungkan oleh
ikatan hidrogen pada masing-masing pasangan basa nitrogennya.
· Replikasi DNA
DNA mempunyai kemampuan heterokatalik,
yaitu mampu membentuk molekul kimia lain dari sebagian rantainya dan
autokatalik, yaitu mampu memperbanyak diri. Kemampuan untuk memperbanya diri
inilah yang disebut dengan replikasi DNA. Ketika terjadi pembelahan mitosis,
pita kembar yang berpilin pada DNA akan dilepas sebagian oleh enzim DNA
polimerase pada ikatan hidrogen antara purin dan pirimidin. Ikatan tersebut
lemah, sehingga mudah pecah dibandingkan dengan ikatan kovalen antara fosfat
dan deoksiribosa.
Replikasi DNA diatur
oleh kumpulan aturan pokok:
a. Konservatif. Replikasi konservatif
ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA induk tetap tidak berubah,
kemudian digunakan untuk mencetak dua pita double heliks DNA yang baru.
b. Semikonservatif. Replikasi
semikonservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA
induk terpisah, kemudian mensintesis
pita DNA yang baru dengan cara melengkapi (komplementasi) pada masing-masing
pita DNA induk tersebut.
c. Dispersif. Dispersif ini melalui
cara, yaitu kedua pita double heliks induk terputus membentuk segmen-segmen
pita DNA yang baru, kemudian segmen pita DNA induk akan disambung dengan segmen
pita DNA baru. Sehingga pada peristiwa ini hasil akhirnya adalah segmen pita
DNA induk dengan segmen pita DNA yang baru yang tersebar pada pita double
heliks DNA yang terbentuk.
· Fungsi DNA
Menurut Budiyanto
(2014), dari materi yang sudah disampaikan dapat diketahui bahwa DNA merupakan
struktur yang sangat kompleks yang tersusun dari polinukleotida. Fungsi atau
peranan DNA ini sebenarnya tidak sekadar sebagai pembawa materi genetik,
melainkan juga menjalankan fungsi yang sangat kompleks pula, antara lain:
a. DNA berfungsi sebagai pembawa materi genetika dari generasi ke
generasi berikutnya.
b. Fungsi DNA untuk mengontrol aktivitas hidup secara langsung
maupun tidak langsung.
c. Fungsi DNA berikutnya adalah melakukan sintesis protein.
d. DNA dapat pula berfungsi sebagai autokatalis, yaitu kemampuan
DNA untuk menggandakan diri (replikasi).
e. Fungsi DNA sebagai heterokatalis, yaitu kemampuan DNA untuk
dapat mensintesis senyawa lain.
b.
RNA
RNA adalah rangkaian
nukleotida yang saling terikat seperti rantai. Satu nukleotida RNA terdiri dari
3 senyawa yaitu gula ribosa, gugus fosfat, dan basa nitrogen. Ada 4 jenis basa
nitrogen yang menyusun RNA yaitu Adenin (A), Sitosin (C), Guanin (G), dan
Urasil (U).
· Tipe dan Fungsi RNA
Pada dasarnya,
terdapat dua kelompok utama RNA yang menyusun makhluk hidup, yaitu RNA genetik
dan RNA non genetik.
a. RNA Genetik
Hanya
terdapat di makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA, misalnya virus. RNA genetik memiliki fungsi yang sama dengan DNA, yakni
merupakan molekul genetik yang secara keseluruhan bertanggung jawab dalam
membawa segala materi genetis dan mengatur aktivitas sel.
b. RNA Nongenetik
RNA nongenetik merupakan RNA yang tidak berperan sebagai
DNA. RNA nongenetik dimilik oleh makhluk hidup yang materi genetiknya diatur
oleh DNA. Pada makhluk hidup kelompok ini, di dalam di dalam selnya terdapat
DNA dan RNA. RNA nongenetik dibedakan menjadi
tiga macam, yakni RNA duta, RNA ribosom, dan RNA transfer.
-
RNA
duta atau “messenger RNA”
(mRNA) merupakan asam nukleat yang berbentuk pita tunggal dan merupakan RNA
terbesar atau terpanjang yang bertindak sebagai pola cetakan pembentuk
polipeptida. Fungsi utama mRNA adalah membawa kode-kode genetik dari DNA di
inti sel menuju ke ribosom di sitoplasma. mRNA juga berfungsi sebagai cetakan
dalam sintesis protein.
-
RNA
transfer (tRNA) merupakan RNA terpendek yang bertindak
sebagai penerjemah kodon dari mRNA. Selain itu, tRNA berfungsi mengikat
asam-asam amino yang akan disusun menjadi protein dan mengangkutnya ke ribosom.
Pada tRNA terdapat bagian yang berhubungan dengan kodon yang dibuat antikodon dan bagian yang berfungsi sebagai
pengikat asam amino.
-
RNA
ribosom (rRNA) merupakan RNA dengan jumlah terbanyak
dan penyusun ribosom. RNA ini berupa pita tunggal, tidak bercabang, dan
fleksibel. Lebih dari 80% RNA merupakan rRNA. Fungsi rRNA sampai sekarang masih
belum banyak diketahui, tetapi diduga memiliki peranan penting dalam proses
sintesis protein.
· Perbedaan DNA dengan RNA
DNA (Deoxyribo Nukleat Acid)
|
RNA (Ribo Nukleat Acid)
|
|
- Letak
|
Dalam inti sel, mitokondria, kloroplas, senriol.
|
Dalam inti sel (m-RNA), sitoplasma (t-RNA) dan ribosom (r-RNA)
|
- Bentuk
|
Polinukleotida panjang ganda
berpilin (double helix)
|
Polinukleotida tunggal dan pendek
|
- Gula
|
Deoxyribosa
|
Ribosa
|
- Basa
|
Golongan purin : adenine dan guanine
Golongan pirimidin : cytosine dan timin
|
Golongan purin : adenine dan guanine
Golongan pirimidin : cytosine dan urasil
|
- Fungsi
|
- mengontrol sifat yang menurun
- sintesis protein
- sintesis RNA
|
- sintesis protein
|
- Kadar
|
Tidak dipengaruhi sintesis protein.
Letak basa nitrogen dari kedua pita ADN saling berhadapan dengan pasangan
yang tetap yaitu Adenin selalu berpasangan dengan Timin, Cytosin dengan
Guanin. Kedua pita itu diikatkan oleh ikatan hidrogen.
|
Dipengaruhi sintesis protein.
Macam ARN :
ARN duta
ARN ribosom
ARN transfer
|
2.3 Proses Terjadinya Transkripsi
Transkripsi
adalah proses pemindahan informasi genetika dari ruas DNA ke dalam molekul RNA.
Transkripsi dilakukan dengan cara pembentukan mRNA oleh DNA. Utas DNA digunakan
sebagai cetakan atau pola sintesis. Proses tersebut terjadi di dalam nucleus
dan dibantu oleh katalisator berupa enzim polymerase RNA yang berperan sebagai
enzim transcriptase. Enzim polymerase RNA berfungsi untuk membuka pilinan
heliks ganda DNA pada titik awal transkripsi dan memulihkan kembali pilinan
heliks ganda (Sudjadi dan Laila, 2007).
Menurut
Karmana (2007), pada proses transkripsi hampir sama dengan replikasi DNA,
tetapi terjadinya sintesis RNA dua kali lebih cepat dari pada sintesis DNA.
Seperti halnya pada replikasi DNA, RNA akan disintesis mulai dari ujung ke 5’
ke ujung 3’ sehingga rantai RNA komplementer (yang merupakan pasangan DNA
template) dibentuk secara antipararel terhadap ranta DNA. Enzim yang berperan
dalam transkripsi adalah RNA polymerase.
Transkripsi
terjadi dalam tiga tahap, yakni inisiasi, elongasi dan terminasi. Pada tahap
inisiasi, RNA polymerase menempel pada promoter yakni urutan basa nitrogen
khusus pada DNA yang dapat memberikan sinyal inisiasi transkripsi. Rantai DNA
yang digunakan pada proses perekaman gen hanya satu buah, dinamakan rantai
sense. Sementara rantai lainnya merupakan rantai noncoding atau antisense
(tidak digunakan dalam transkripsi). Hal ini dikenali dengan adanya promoter
pada rantai sense. Umumnya promoter memiliki urutan gen TATAAT dan TTGASA dan
rantai sense mengandung komplementernya (ATATTA dan AASTGT) yang tidak akan
dikenali oleh RNA polymerase.
Tahap
elongasi ditunjukkan oleh aktivitas RNA polymerase yang bergerak sepanjang
rantai DNA sehingga dihasilkan rantai RNA yang di dalamnya mengandung urutan
basa nitrogen pertama sebagai hasil perekam (leader squence). Setelah hasil
perekaman basa nitrogen berjumlah tiga puluh buah, suatu senyawa kimia akan
berikatan dengan unjung 5’RNA. Senyawa kimia tersebut berfungsi sebagai penutup (chemical cap) yang akan
memberikan sinyal inisiasi tahap translasi dan berfungsi mencegah terjadinya
degradasi RNA.
Ketika
memasuki tahap terminasi, proses perekaman (transkripsi) berhenti dan molekul
RNA yang baru akan terpisah dari DNA template. Segera setelah molekul RNA
terpisah, sebanyak 100-200 molekul asam adenilat berikatan pada ujung 3’RNA.
Penambahan senyawa kimia tersebut menghasilkan urutan nukleotida adenine dalam
jumlah yang banyak pada ujung 3’RNA. Akhirnya dihasilkan produk transkripsi
yang lengkap dinamakan messenger RNA (mRNA).
2.4 Proses Terjadinya Translasi
Menurut
Santoso (2007), translasi merupakan proses penerjemahan kode yang ada pada mRNA
oleh tRNA yang membawa asam amino untuk dirakit menjadi polipeptida (protein). Sama halnya dengan
transkripsi, translasi dibagi menjadi tiga tahapan, yakni inisiasi (pemulaan),
elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penghentian) mRNA yang telah terbentuk
pada tahap transkripsi akan bergerak menuju sitoplasma untuk selanjutnya
menjalani tahap inisiasi translasi.
a.
Inisiasi
Inisiasi translasi ditandai dengan menempelnya
ribosom subunit kecil pada molekul mRNA. Tempat menempelnyaribosom subunit
kecil pada mRNA terletak sebelum kodon inisiasi dari gen yang akan disalin.
Penempelan ini dibantu oleh suatu protein yang disebut faktor inisiasi. Setelah
terikat pada tempatnya, ribosom bergerak kearah 3’ hingga bertemu dengan kodon
AUG. kodon inilah yang menjadi kodon inisiasi pada proses penerjemahan. Kodon
(kode genetik) merupakan urutan nukleotida yang terdiri atas 3 nukleotida
berurutan (sehingga sering disebut sebagai triplet codon) yang menyadi suatu
asam amino tertentu, misalnya urutan ATG (AUG pada mRNA) mengkode asam amino
metionin. Kodon inisiasi ranslasi merupakan kodon untuk asam amino metionin
yang mengawali struktur suatu polipeptida (protein).
Penerjemahan dimulai ketika
tRNA yang membawa asam amino berpasangan dengan kodon inisiasi yang teletak
pada subunit kecil ribosom. Asam amino
yang dibawa tRNA ini adalah mmetionin karena dikode oleh AUG. dengan
penerjemahan ini, terbentuk struktur yang terdiri atas mRNA, ribosom subunit
kecil dan tRNA yang membawa metionin disebut kompleks inisiasi. Selain kompleks
inisiasi, proses penerjemahan melibatkan beberapa jenis protein yang disebut
dengan faktor inisiasi (IF) dan guanosin trifosfat (GTP) sebagai energi.
b.
Elongasi
Setelah kompleks inisiasi
terbentuk, ribosom subunit besar menempel pada ribosom subunit kecil.
Penempelan ini membutuhkan energi dai GTP yang berada pada kompleks inisiasi
dan menghasilkan dua tempat, yaitu tempat peptidil (P) yang ditempati metionin
dan tempat aminoasil (A) yang terletak pada kodon kedua dari gen dan masih
kosong. Pemanjangan dimulai apabila tRNA yang mengikat asam amino masuk ke
tempat A dan berpasangan dengan kodon yang kedua. Proses ini membutuhkan GTP
sebagai sumber dan protein faktor elongasi.
Ketika kedua tempat di
ribosom terisi oleh tRNA yang mengikat asam amino, terjadilah ikatan peptide
antara asam amino pertama (metionin) dan yang kedua dengan bantuan enzim
peptidil transferase, yang diikuti pemutusan antara tRNA dengan asam amino
pertama (metionin) oleh enzim deasilase-tRNA. Hasil proses ini adalah dipeptide
yang terikat pada tRNA yang berada di tempat A. selanjutnya, ribosom bergeser
sepanjang mRNA sehingga aa-aa-tRNA berada di tempat P dan tempat A kosong lagi.
tRNA yang membawa asam amino ketiga masuk ke tempat A, dan mengulang kegiatan
sebelumnya. Setiap pemanjangan asam amino membutuhkan faktor inisiasi dan GTP
sebagai sumber energi.
c.
Terminas
Pemberhentian penerjemahan
terjadi ketika tempat A ribosom berada tepat di kodon terminas (kodon stop)
pada mRNA, yaitu UAA, UAG dan UGA. Pada saat itu, masuklah faktor pembebas
(releasing factor=RF) yang menempati tempat A dan bersama-sama GTP melepas
rantai polipeptida yang sudah terbentuk. Ribosom mengalami disosiasi (lepas)
menjadi subunit besar dan subunit kecil serta kembali ke sitosol untuk siap
memulai translasi berikutnya:
(1)
Inisiasi:
subunit kecil ribosom menempel pada kodon AUG
(2)
Met-tRNA terikat pada kodon AUG di sisi P
(3)
Elongasi:tRNA untuk kodon kedua terikat pada
ribosom di sisi A
(4)
Ikatan antara met-tRNA dan metionin terputus,
met-tRNA meninggalkan sisi P. ribosom bergerak ke kanan membawa tRNA yang akan
menerjemahkan berikutnya di sisi A
(5)
Terminas: ribosom mencapai kodon UAG. Rantai
polipeptida dilepaskan
(6)
Subunit ribosom terpisah kembali
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
- Gen adalah unit
informasi yang mengarahkan aktivitas sel atau organsime selama masa hidupnya.
Gen meneruskan pesannya kepada turunan yang dihasilkan ketika sel atau
organisme membelah atau bereproduksi, sehingga gen juga merupakan unit
pewarisan sifat. Dalam percobaan klasik yang dilakukan oleh George Beadle dan
Edward Tatum (1940), ditunjukkan kalau gen membawa informasi yang diperlukan
untuk membuat satu enzim tunggal, atau berdasarkan modifikasi itu kemudian, untuk
membuat satu protein tunggal. Sebenarnya satu gen tunggal membawa informasi
bagi sintesis hanya rantai polipeptida tunggal, sedangkan banyak protein
mengandung sejumlah rantai polipeptida (struktur kuartener).
- DNA (asam deoksiribonukleat)
merupakan materi genetik dari sebagian besar organisme. Tiap kromosom adalah
suatu molekul DNA yang sangat panjang. Molekul kimia penyusun DNA dinamakan
nukleotida. Satu nukleotida terdiri dari satu molekul gula dan satu molekul
fosfat yang terkait pada salah satu basa DNA, yaitu Timin, Adenin, Guanin dan
Sitosin.
- RNA adalah rangkaian nukleotida yang saling terikat seperti rantai. Satu
nukleotida RNA terdiri dari 3 senyawa yaitu gula ribosa, gugus fosfat, dan basa
nitrogen. Ada 4 jenis basa nitrogen yang menyusun RNA yaitu Adenin (A), Sitosin
(C), Guanin (G), dan Urasil (U).
- Transkripsi
adalah proses pemindahan informasi genetika dari ruas DNA ke dalam molekul RNA.
Transkripsi dilakukan dengan cara pembentukan mRNA oleh DNA. Utas DNA digunakan
sebagai cetakan atau pola sintesis. Proses tersebut terjadi di dalam nucleus
dan dibantu oleh katalisator berupa enzim polymerase RNA yang berperan sebagai
enzim transcriptase. Enzim polymerase RNA berfungsi untuk membuka pilinan
heliks ganda DNA pada titik awal transkripsi dan memulihkan kembali pilinan
heliks ganda
- Translasi
merupakan proses penerjemahan kode yang ada pada mRNA oleh tRNA yang membawa
asam amino untuk dirakit menjadi
polipeptida (protein). Sama halnya dengan transkripsi, translasi dibagi
menjadi tiga tahapan, yakni inisiasi (pemulaan), elongasi (pemanjangan) dan
terminasi (penghentian) mRNA yang telah terbentuk pada tahap transkripsi akan
bergerak menuju sitoplasma untuk selanjutnya menjalani tahap inisiasi
translasi.
Saran yang diberikan pada mata
kuliah pengantar bioteknologi materi Gen adalah sebaiknya mahasiswa mencari
sumber informasi atau referensi maupun bahan bacaan lain mengenai gen, dna, rna
dan replikasinya di samping penjelasan dari dosen dan presentasi mahasiswa
lainya. Referensi bisa didapatkan baik itu dari buku cetak, buku elektronik,
jurnal, teks book dan internet agar memperluas wawasan mengenai materi ini
sehingga mendapat manfaat yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Brookes,
M. 2005. Bengkel Ilmu Gentika.
Jakarta: Erlangga
Budiyanto. 2014. Fungsi atau Peranan DNA (http://budisma.web.id/fungsi-atau-peranan-dna/),
diakses pada 10 Nopember 2014.
Fried,
G.H. dan Hademenos, G.J. 1999. Biologi
Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Karmana, O. 2007. Biologi:
untuk Kelas XII Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan
Alam. Grafindo Media Pratama
Robert, J.A.F. 1995. Pengantar Genetika Kedokteran. Edisi
delapan. Alih Bahasa Dr. Hartono. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Santoso, B. 2007. Biologi:
Pelajaran Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta: Interplus
Sudjadi, S dan S. Laila. 2007. Biologi
Sains dalam Kehidupan. Yudhistira
Suryo. 1992. Genetika. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.
Yatim,
W. 2003. Genetika. Bandung: Tarsito.
0 comments:
Post a Comment