PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rangka pada ikan
seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk menegakkan
tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi pula dalam
proses pembentukan butir darah merah. Pada Beberapa ikan modifikasi tulang
penyokong sirip menjadi penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi ikan
betina. Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka
ragam.
Rangka yang menjadi
penegak tubuh ikan terdiri dari tulang rawan dan tulang sejati. Tulang rawan
pada banyak vertebrata, kecuali cyclostomata dan elasmobranchii merupakan
jaringan embrional.
Morfologi
ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan dan pengenalan
struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat, diingat dalam mempelajari dan
mengidentifikasi ikan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat
diambil rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
saja fungsi rangka pada ikan?
2. Apa
saja jenis rangka ikan menurut asalnya?
3. Bagaimanakah
bentuk pola dasar tubuh pada rangka ikan?
4. Apa
saja jenis rangka ikan jika berdasar letak dan fungsinya?
1.3 Tujuan
Bedasarkan
rumusan masalah di atas dirumuskan tujuan pada makalah ini sebagai berikut:
1. Agar
dapat mengetahui fungsi rangka pada ikan
2. Untuk
mengetahui jenis rangka ikan menurut asalnya
3. Untuk
mengetahui bentuk pola dasar pada ikan berdasar letak dan fungsinya dalam tubuh
4. Untuk
mengetahui macam-macam rangka pada ikan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Fungsi Rangka
Rangka pada ikan
memiliki beberapa fungsi antara lain:
1. Memberi bentuk kepada tubuh
2. Sebagai penegak dan penyokong tubuh
3. Melindungi bagian tubuh sebelah
dalam, seperti otak, jantung, hati, alat pencernaan, dan lain-lain
4. Menghasilkan garam kalsium
5. Sebagai alat gerak pasif
6. Sebagai salah satu tempat pembuatan
butir darah merah
7. Pada beberapa jenis ikan tertentu modifikasi
tulang penyokong sirip menjadi alat penyalur sperma ke
dalam saluran reproduksi ikan betina (lkpp unhas)
2.2 Jenis Rangka Ikan Menurut Asalnya
a.
Rangka tulang rawan
(cartilago)
Tulang-tulang
pada golongan ikan Chondrichthyes dan juga ikan Osteichthyes yang
masih muda. Contoh: ikan pari (Manta birostris) dan ikan hiu (Carcharhinus
leucas).
b.
Rangka tulang sejati
(Osteum)
Tulang-tulang pada golongan
ikan Osteichthyes. Tulang sejati
sebenarnya berasal dari tulang rawan. Proses pembentukan tulang sejati dari
tulang rawan disebut osifikasi. Contoh: ikan mas (Cyprinus carpio) dan
ikan mujair (Oreochromis mossambicus).
2.3
Pola Dasar Rangka Tubuh Ikan
Bentuk
tubuh ikan sangat bervariasi dan
biasanya berkaitan erat dengan tempat dan cara ikan hidup. Namun, ikan mempunyai suatu pola dasar yang
sama yakni kepala – badan – ekor. Berikut organ-organ pada bagian tubuh
berikut:
1. Bagian
kepala, yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga ujung operkulum (tutup
insang) paling belakang. Organ yang terdapat pada bagian kepala adalah mulut,
rahang, gigi, sungut, cekung hidung, mata, insang, operkulum, otak, jantung,
dan beberapa ikan terdapat alat pernafasan tambahan dan sebagainya.
2. Bagian
badan yakni dari ujung operkulum (tutup insang) paling belakang sampai pangkal
awal sirip belang, atau biasa disebut sebagai sirip dubur. Organ-organ yang ada
di dalamnya diantara lain sirip punggung, sirip dada, sirip perut,
hati,limpa,empedu, lambung, usus,ginjal, gonad, gelembung renang, dan
sebagainya.
3. Bagian
ekor, yakni bagian yang berada diantara pangkal awal sirip belakang/dubur
sampai dengan ujung terbelakang sirip ekor. Organ yang ada pada bagian ini
adalah anus, sirip, dubur, sirip ekor, dan padaikan-ikan tertentu terdapat
scute dan finlet, dan sebagainya.
Bentuk
tubuh simetris dapat dibedakan atas:
1. Fusiform
atau bentuk torpedo
Mempunyai bentuk tubuh yang ramping
dengan potongan lintang berbentuk
elips dan bentuk pangkal ekor yang sempit tepat depann sirip ekor. Disebut ikan perenang
cepat karena dapat mengurangi pengaruh dengan
media air.
Contoh:
Ikan tuna (Thunus alalunga), cakalang (Euthynus pelamis), hiu (Carcharinus leucas), salmon,baraccuda,
dan lain-lain.
2. Compressed
atau pipih
Ikan
yang berenang dengan kecepatan yang tidak konstan. Dalam keadaan biasa, ikan tersebut berenang dengan
sangat lambat, tetapi dalam keadaan bahaya
atau sedang mengejar mangsa, ikan tersebut dapat berenang dengan cepat.
Contoh: Ikan mas (Cyprinus carpio), angel
fish butterfly fire, dan lain-lain.
3. Depressed
atau datar
Bentuk
tubuh yang mendatar secara dorsoventral. Sangat cocok untuk hidup di dasar perairan. Dimiliki oleh
ikan family Rajidae dan Mobulidae.
Contoh:
pari (Dasyatis sp), ikan sebelah (Pseudopleuronectes americanus) dan lain-lain.
4. Anguiliform
atau bentuk ular
Bentuk
tubuh ikan yang memanjang dengan penampang lintang yang agak silindris dan kecil serta pada
bagian ujung meruncing/tipis.
Contoh:
sidat (Anguilla celebesensis) dan belut (Monopterus albus)
5. Filiform
atau bentuk tali/benang
Contoh:
ikan family Nemichtyidae
6. Taeniform
atau flatted-form atau bentuk pita
Bentuk
tubuh yang memanjang atau tipis menyerupai pita
Contoh:
ikan layur (Trichiurus salava)
7. Sagittiform
atau bentuk panah
Bentuk
tubuh ikan yang memanjang dimana sirip-sirip tulangnya terletak jauh di belakang dekat sirip ekor.
Ikan family Lepisosteidae dan Esocidae.
Contoh:
Strongylura strongylura
8. Ikan
jenis ini akan mengembangkan tubuhnya sebesar mungkin jika berada dalam bahaya.
Ikan ini akan mengembangkan tubuhnya melalui pengembangan lambungnya sehingga
tubuhnya berbentuk bulat seperti bola dan mengapung di permukaan air. Ikan
family Tetradonidae dan Diodontidae.
Contoh:
Diodon hystrix
2.4
Rangka Ikan Berdasarkan Letaknya
Berdasarkan
letak dan fungsinya, rangka ikan dibagi menjadi tiga yaitu rangka axial, rangka
appendicular, dan rangka visceral.
2.4.1 Rangka axial
Rangka
yang sejajar pada sumbu axial atau sumbu horizontal pada tubuh ikan. Rangka
axial terdiri dari tengkorak, tulang punggung (vertebrae), dan tulang rusuk (costea).
Berikut penjelasannya:
1. Rangka Tengkorak
Secara
umum perkembangannya berasal dari tiga
sumber, yaitu:
Dermocranium,
yaitu tulang tengkorak yang asalnya dibuat dari sisik yang berfungsi sebagai
dermis.
a.
Chondrocranium, yaitu pembungkus otak yang berasal dari
tulang rawan.
b.
Splanchnocranium, yaitu tulang tengkorak yang berasal dari
rangka penyokong lengkung insang.
Umumnya tulang - tulang dermal membentuk atap tengkorak.
Sepasang tulang parietal terletak didaerah atap tengkorak paling belakang.
Sepasang tulang frontal yang merupakan keeping dermal yang luas berkembang
tepat didepan tulang parietal. Sepasang tulang nasal yang bentuknya memanjang
dan terletak diantara dua lubang hidung. Beberapa tulang dermal yang terdapat
pada tulang- tulang tersebut yaitu post frontal, prefrontal, postnarietal, dan
masih banyak lagi. Sepasang tulang lacrimal terdapat pada bagian anterior sisik
tengkorak .Pada bagian telinga terdapat pada tulang squamosal, yang merupakan
tulang dermal. Rahang atas terdiri dari tulang maxilla dan premaxila.
Permaxilla dan maxilla pada beberapa ikan terutama ikan buas, seringkali
dilengkapi dengan gigi-gigi. Tulang
dermal yang terdapat pada langit-langit mulut ialah prevomer, endopterygoid, ectopterygoid,
palatine (masing-masing terdiri atas satu pasang) dan pharaspenoid (satu buah).
Tulang dermal yang terdapat pada rahang bawah ialah dentary, splenials, angular
dan articular. Tulang dentary yang dilengkapi deangan gigi-gigi. Tulang
punggung dan tulang rusuk. Secara embriologik, tulang punggung berkebang dari
sceletome yang terdapat pada sekeliling notochorda dan batang saraf,tiap-tiap
pasang sceletome berkembangmenjadi empat pasang rawan yang dinamakan arcualia
(Rahardjo, 1985).
Dua pasang arcuale terletak diatas notochorda, Bagian depan
disebut basidorsal yang akan berkembang menjadi lengkungneural dan bagian
belakang dinamakan interdorsal. Dua pasang arcuela lagi terdapat pada bagian
bawah notochorda yang didepan dinamakan basiventral yang berkembang menjadi
lengkung haimal, sedangkan bagian belangkang interventral. Interventral
daninterdorsal pada conricthye berkembang menjadi kuping intercalary yang
terdapat pada ruas tulang punggung. Jadi ruas tulang punggung dibentuk oleh
arcualia yang mengadakan invasi mengelilingi notochorda. Berdasarkan
pembentukannya, terdapat dua macam tulang punggung yang monospondyly dan
diplospondyly. Tulang punggung yang monospondyly dibentuk dari persatuan
interdorsal dan interventral suatu somite dengan basidorsal dan basiventral
somite dibelakangnya (Rahardjo, 1985).
2.
Tulang punggung dan tulang rusuk
Secara embriotik tulang punggung berkembang menjadi
scelerotome yang terdapat pada sekeliling notochondria dan batang saraf. Tiap
pasang scelerotome berkembang menjadi empat pasang tulang rawan yang dinamakan
areulia. Tulang punggung badan dan tulang punggung ekor. Tiap-tiap ruas di
daerah badan dilengkapi dengan sepasang tulang rusuk kiri dan kanan untuk
melindungi organ dalam rongga badan (Rahardjo, 1985).
2.4.2
Rangka apendikular
Rangka apendikular adalah tulang penyokong sirip dan
pelekatnya. Pada ikan terdapat lima macam sirip, yaitu sirip tunggal (sirip
punggung, sirip ekor, dan sirip dubur) dan sirip berpasangan (sirip dada dan
sirip perut) (Rahardjo, 1985).
Sistem skeleton merupakan sistem tulang rangka. Secara embriologi, tulang punggung berkembang
dari scerotome yang terdapat di sekeliling notochord dan batang saraf. Tulang
punggung di daerah badan (abdominal) dibentuk bersamaan dengan tulang di daerah
ekor (caudal). Tiap ruas tulang di daerah badan dilengkapi oleh sepasang tulang
rusuk (pleural rib) kiri dan kanan yang berfungsi untuk melindungi organ-organ
yang ada di dalam rongga badan. Pada batang ekor bagian bawah terdapat satu
cucuk hemal (hemal spine) dan pada bagian atas terdapat cucuk neural (neural
spine).
Sirip
termasuk anggota tubuh ikan yang sangat penting peranannya terutama saat ikan
bergerak mencari mangsa. Sirip berfungsi sebagai alat gerak pada ikan, sehingga
ikan dapat bergerak sesuai arah yang diinginkannya. Setiap sirip disusun oleh
“membrana”, yaitu suatu selaput yang terdiri dari jaringan lunak, dan radialia”
atau “jari-jari sirip” yang terdiri dari jaringan tulang atau tulang rawan.
Radialia dibedakan menjadi dua, yaitu yang bercabang dan tidak bercabang,
tergantung pada jenisnya. Radialia bersendi pada suatu basilia. Pada sirip yang
letaknya di median, basalia berhubungan langsung dengan ruas-ruas tulang
belakang (vertebrae), yaitu pada spina neuralis atau pada spina haemalis. Sebaliknya,
pada sirip yang lain, basialia berhubungan langsung dengan spina vertebrata
caudalis.
Berdasarkan tingkat kekerasannya, jari-jari sirip
pada ikan dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Jari-jari keras, ciri-cirinya: sulit
dibengkokkan, pejal, tidak berbuku-buku. Jari-jari keras ini ditemukan
dapat berupa cucuk, duri, atau patil.
2. Jari-jari lunak mengeras,
ciri-cirinya seperti yang ada pada jari-jari lunak,
tetapi mengalami pengerasan sehingga agak sulit dibengkokkan dan beruas-ruas.
3. Jari-jari lunak, ciri-cirinya: mudah
dibenkokkan, berbuku-buku, nampak transparan, dan biasannya bercabang
pada bagian ujungnya.
Berdasarkan
jumlahnya, sirip dibedakan menjadi sirip yang berpasangan (ganda) dan sirip
tunggal.
1. Sirip ganda,
meliputi:
a.
Sirip dada (pinnae pectoralis = pinnae thoracicae = pectoral fins). Dapat disingkat P atau P1.
b.
Sirip perut (pinnae abdominalis = pinnae
pelvicalis = pinnae ventralis = pelvic fins = ventral fins).
Dapat disingkat V atau P2.
2. Sirip tunggal,
meliputi:
a. Sirip punggung (pinna dorsalis = dorsal fin). Apabila sirip punggung ada dua, maka sirip punggung yang
pertama disingkat D1, sedangkan sirip punggung
yang kedua disingkat D2.
b. Sirip dubur (pinna analis = anal
fin). Dapat disingkat A.
c. Sirip ekor (pinna caudalis =
caudal fin). Dapat disingkat C.
Letak
sirip perut terhadap sirip dada pada masing-masing jenis ikan juga berbeda.
Berdasarkan letak sirip perut terhadap sirip dada, sirip dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
1.
Abdominal,
yaitu letak sirip perut agak jauh ke belakang dari sirip dada,
contohnya pada ikan bulan-bulan (Megaloops
cyprinoides) dan ikan japuh (Dussumieria acuta
2.
Subdominal,
yaitu letak sirip perut agak dekat dengan sirip dada,contohnya
pada ikan kerong-kerong (Therapon theraps
dan ikan karper
perak (Hypophtlhalmichttys molitrix)
3. Thoracic, yaitu sirip perut
terletak tepat dengan sirip dada, contohnya pada ikan layang (Decapterus ruselli ) dan ikan bambangan (Lutjanus sanguineusJugular, yaitu sirip perut terletak
lebih ke depan daripada sirip dada, contohnya pada ikan kasih madu
(Kurtus indicus ) dan ikan tumenggung
(Priacanthus tayenus ).
2.4.3 Rangka Visceral
Rangka
visceral terdiri dari tulang lengkung insang dan derivatnya. Struktur tulang
insang yang menyokong insang dan mengelilingi pharynx terdiri dari tujuh tulang
lengkung insang. Dua tulang lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari
tulang-tulang tengkorak. Sedangkan lima yang lainnya berfungsi sebagai
penyokong insang.
Rangka visceral terdiri dari tulang
lengkung insang dan derivatnya. Struktur tulang insang yang menyokong insang
dan mengelilingi pharynx terdiri dari tujuh tulang lengkung insang. Dua tulang
lengkung insang yang pertama menjadi bagian dari tulang-tulang tengkorak.
Sedangkan lima yang lainnya berfungsi sebagai penyokong insang.
Pada
jenis ikan Osteichtyes, apabila
dilihat dari luar, celah insang tertutup oleh tutup insang (apparatus
opercularis). Tulang-tulang tutup insang terdiri dari:
1. Operculum, yang tersusun atas empat tulang,
yaitu:
a. Os
operculare, yaitu tulang paling besar dan letaknya paling dorsal.
b. Os
preoperculare, yaitu tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan letaknya
paling depan.
c. Os
interiperculare, juga merupakan tulang yang sempit dan terletak di antara os operculare dan os
preoperculare.
d. Os
suboperculare, bagian tulang yang terletak paling bawah
2. Membrana
branchiostega, yaitu selaput tipis yang melekat pada operculum dan berakhir bebas di tepi belakang
operculum. Fungsinya sebagai klep untuk menahan agar air tidak masuk ke dalam
rongga insang dari arah belakang.
3. Radii
branchiostega, yaitu tulang-tulang kecil yang terletak pada bagian ventral
pharynx, fungsinya untuk menyokong membrana branchiostega.
Pada
ikan bertulang rawan (Chondroichtyes) tidak memiliki tulang-tulang penutup
insang. Insang ikan tersebut berada di dalam rongga dan berhubungan keluar
melalui celah-celah insang yang berjumlah sekitar 5-7 buah.
2.5
Pembangian Rangka berdasarkan Letak terhadap Tubuh
Berdasarkan
letaknya terhadap tubuh, rangka dibedakan menjadi rangka internal dan rangka
eksternal.
2.5.1
Rangka Eksternal
Rangka
eksternal meliputi sisik, kulit, jaringan penghubung yang menghubungkan kulit
dengan otot, tulang keras dengan tulang keras, tulang keras dengan tulang
rawan, tulang keping tutup insang,dana apendiks.
2.5.2
Rangka Internal
Rangka
internal meliputi rangka axial, dal membran penghubung organ bagian luar dan
bagian dalam. Fungsi rangka internal adalah menghubungkan organ bagian luar
dengan bagian dalam. Terbagi menjadi
beberapa bagian sesuai fungsi dari organ yang dilindungi, yaitu:
1. Perineural
sheet :
Melindungi saraf bagian luar, bagian luar otak,otak kecil, dan otak tambahan spinal cord.
2. Perimerium : Sebagai pembungkus
saraf.
3. Perichondrium : Sebagai pembungkus tulang
rawan.
4. Periostium : Sebagai pembungkus
tulang sejati.
5. Peritonium : Sebagai pembungkus
organ-organ tubuh dan membatasi rongga.
6. Perimysium : Sebagai pembungkus otot.
7. Pericardium : Sebagai pembungkus
jantung dan pembatas jantung dengan organ lain.
8. Mesentrium : Sebagai pembungkus
organ-organ tubuh bagian dalam
sehingga organ tubuh tersebut menjadi kompak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Rangka
pada ikan seperti halnya pada golongan vertebrata lainnya berfungsi untuk
menegakkan tubuh, menunjang dan menyokong organ-organ tubuh serta berfungsi
pula dalam proses pembentukan butir darah merah. Rangka tersusun dari tulang
sejati (Osteichtyes) dan tulang rawan (Chondroichtyes).
Pada
dasarnya rangka ikan terdiridari bagian kepala, tubuh, dan ekor. Rangka pada
ikan dibedakan berdasarkan tulang ikan menurut asalnya yaitu tulang rawan dan
tulang sejati. Bedasarkan letaknya yaitu rangka axial, rangka appendicular, dan
rangka viscellar, kemudian berdasarkan letaknya dalam tubuh ada rangka
internal, dan rangka eksternal. Tiap ikan mempunyai bentuk rangka yang
berbeda-beda, hal tersebut juga sebagai salah satu bentuk adaptasi terhadap
lingkungannya.
3.2 Saran
Makalah
yang kami susun ini mungkin masih banyak kekurangan dalam pembuatannya. Untuk
itu akan lebih baik pula jika ada saran demi kebaikan dalam pembuatan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Omar, S. 2011. Buku Ajar Iktiologi.
Makassar : Universitas Hasanuddin
Rahardjo, M. dkk. 2011. Iktiologi.
Bandung: Lubuk Agung
Helfman, G.S., B.B. Collete & D.E. Facey. 1997. The
Diversity of Fishes. Blackwell
Science, Inc. USA.
0 comments:
Post a Comment