TUGAS MIKROBIOLOGI
DASAR
REPRODUKSI EUKARIOTIK
Disusun oleh kelompok 3 :
1.
Azzalia
Malika Shuffa 135080500111005
2.
Akbar
Hariyadi 135080500111018
3.
Abdul
Wafi Maksum 135080500111027
4.
Uswanul
Oktafa 135080500111030
5.
Moh
Ali Hasan 135080500111037
6.
Hanifah
Dwi Rahmawati 135080500111039
7.
Sayang
Ananda Fitri 135080500111044
8.
Khairini
Anwar 135080500111046
9.
Julian
Adi Pristiawan 135080500111049
BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan
hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Mikrobiologi Dasar ini dengan
sebatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Dan juga kami berterima kasih
pada Bapak Darius selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi Dasar yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Penulis sangat berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita
mengenai reproduksi organisme eukariotik. Penulis juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini
dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah
disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
Malang,
25 September 2013
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Dalam masa pertumbuhan, semua makhluk hidup akan
bertambah besar dan tinggi, karena sel-sel penyusunnya mengalami pembelahan
sehingga bertambah banyak. Pertambahan jumlah sel inilah yang menyebabkan tubuh
bertambah besar dan tinggi. Pembelahan sel juga tidak hanya terjadi pada saat
pertumbuhan. Ketika sel-sel dalam jaringan tubuh kita rusak, misalnya ketika
kulit terluka, sel-sel pada jaringan tersebut juga akan melakukan pembelahan
untuk memperbaiki jaringan yang rusak.
Sel yang membelah disebut sebagai sel induk dan
turunanya disebut sel anakan. Sel induk memiliki sejumlah kromosom yang berisi
informasi genetik. Pada pembelahan sel, sel induk memindahkan salinan informasi
genetik yang terdapat di dalam kromosom kepada sel anakan yang menjadi sel
generasi berikutnya. Dari pembelahan sel inilah kita memperoleh penurunan
sifat-sifat dari kedua orang tua kita. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan.
Sifat-sifat yang tampak merupakan penurunan dari sifat induknya.
Reproduksi sel merupakan salah satu ciri utama makhluk
hidup. Pada makhluk hidup bersel satu (uniseluler), proses tersebut merupakan
cara untuk menghindari dari kepunahan. Adapun pada makhluk hidup bersel banyak
(multiseluler), reproduksi sel bertujuan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak,
pertumbuhan, dan perkembangan sel. Melalui pembentukan
sel-sel gamet (sel kelamin), reproduksi sel merupakan cara makhluk hidup
mewariskan sifat kepada turunannya.
RUMUSAN MASALAH
Ø Bagaimanakah
reproduksi pada organisme
sel eukariotik ?
TUJUAN
PENULISAN
Ø Untuk mengetahui dan memahami tentang sistem
reproduksi pada sel eukariotik
BAB
II
PEMBAHASAN
Sistem
Reproduksi Pada Sel Eukariotik
Reproduksi eukariota
dilakukan melalui pembelahan sel, yang umumnya terjadi secara mitosis, yaitu
proses pembelahan inti sel yang menyebabkan sebuah sel anak menerima duplikat
setiap kromosom yang dimiliki sel induk. Pada kebanyakan eukariota terdapat
juga reproduksi seksual, di antara sel haploid, yaitu
sel yang hanya memiliki satu buah kromosom dari masing-masing pasang kromosom
yang dimiliki sel induk yang melibatkan proses fusi inti sel (singami) dan
pembelahan secara meiosis
yang menghasilkan sel diploid, yaitu sel yang memiliki pasangan kromosom yang
lengkap.
1.
Mitosis
Pembelahan
mitosis adalah pembelahan yang menghasilkan sel anak yang dapat membelah lagi.
Pembelahan ini bertahap dan terjadi pada sel tubuh (somatis) dengan tujuan
pertumb uhan, pertambahan sel, dan regenerasi sel. Pada sel-sel
meristematik hewan dan tumbuhan, pembelahan yang terjadi adalah pembelahan
mitosis yang berguna untuk pertumbuhan. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel
anak yang identic dengan induknya. Hal ini berarti sel haploid akan menghasilkan
2 sel haploid dan sel diploid akan menghasilkan 2 sel diploid.
Dalam tahap
kariokinesis, pembelahan mitosis hanya berlangsung dalam satu ProMAT dan
sebelumnya ada tahap interfase. ProMAT merupakan proses pembelahan yang terdiri
dari profase, metafase, anafase, dan telofase.
A.
Interfase
Pada tahap
ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan merupakan tempat
sintesis protein serta materi yang berwarna gelap dikenal sebagai kromatin atau
bentuk benang-benang kromosom sehingga bentuk kromosom tidak dapat dilihat
secara jelas. Pada salah satu ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang disebut
sentrioles, tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak muncul.
B.
Profase
Pada tahap
ini sentriosol bergerak ke ujung sel yang berlawanan dan disebut sebagai kutub.
Sentriosol mempunyai 2 sentriol dan akan dikelilingin strands (helai)
yang menyala dan disebut sebagai aster. Selain itu, Kromosom membentuk menjadi
sinlinder dan berduplikat menjadi 2 kromatid. Setiap kromatid mengandung DNA
dan protein serta melekat berpasangan pada sentromer. Pada tumbuhan, aster
tidak ada, membrane nukleus hancur, seta kromosom memendek sehingga terlihat
seperti batang.
Pada fase
ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the equator.
Selain itu, muncul benang-benang yang disebut spindel dan melekat pada
sentromer setiap kromosom. Spindel ini menghubungkan kromosom ke 2 kutub
sentrisol yang berlawanan.
D.
Anafase
Kromatid
pada tahap ini berpisah dan bergerak kearah kutub yang berbeda. Penarikan
terjadi karena pemendekan benang spindel. Kromatid pada fase ini tidak disebut
sebagai kromatid, tetapi kromosom tunggal.
E.
Telofase
Pada tahap
ini kromosom mulai mengatur membentuk nukleus yang terpisah dan dikelilingin
memberan nukleus. Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit dan lama
kelamaan membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan, pembelahan terjadi
dengan cell plate daripada cleavage burrow. Pembelahan sitoplasma
ini biasa disebut sitokinesis.
2.
Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan
reduksi karena pada pembelahan ini terjadi pengurangan jumlah kromosom menjadi
separuhnya. Pembelahan meiosis ini memiliki sifat-sifat berikut.
· Pembelahan
berlangsung dua kali.
· Jumlah
sel anak yang dihasilkan adalah 4 buah.
·
Jumlah kromosom sel anak adalah setengah
dari jumlah kromosom induk, yaitu
n
(haploid).
· Sifat
sel anak berbeda dengan sel induknya.
· Terjadi
pada sel kelamin (sel gamet).
· Tujuan
pembelahan meiosis yaitu agar generasi berikutnya mempunyai jumlah kromoson
tetap. Pembelahan meiosis meliputi tahapan-tahapan berikut.
Pembelahan Meiosis I
a. Profase
I
Pada
tahap ini terjadi lima proses.
1.
Liptoten
Leptoten
merupakan tahap pengumpulan kromosom. Pada tahap ini terjadi proses-proses
berikut.
·
Kromonemata merenggang dan kelihatan
sebagai benang-benang halus. Kromomernya menjadi ke- lihatan dan serabutnya
mungkin telah mengganda tetapi tidak kelihatan. Biasanya nukleolus dan selaput
inti masih ada.
·
Filamen protein mulai terbentuk secara
lateral dan kemudian melekat pada sentromer.
2.
Zigoten
Zigoten
merupakan tahap kromosom memendek dan berpasangan (sinapsis). Pada tahap ini
terjadi proses-proses berikut.
·
Kromosom homolog saling tarik-menarik
dan mulai ber- pasangan (sinapsis). Suatu prosedur yang tetap dan terjadi
antara kromomer dan kromomer.
·
Peristiwa ini merupakan perbedaan yang
jelas antara meiosis dan mitosis. Pasangan kromosom homolog itu disebut
bivalen.
·
Diduga kromosom homolog berdekatan satu
dengan yang lain selama interfase. Replikasi DNA terjadi selama interfase dan
terbentuk kromatid. Pada leptoten terbentuk serabut protein sebagai elemen
lateral yang kemudian melekat pada kromatid. Struktur ini disebut synaptinemal
kompleks. Ternyata elemen lateral ini saling menarik dan melekatkan kromosom
menjadi satu.
·
Sinapsis ini memungkinkan pertukaran
bahan genetik dari kromosom induk dan kromosom bapak.
3.
Pakhiten
Tahap pakhiten
merupakan tahap akhir dari proses berpasangan. Pada tahap ini terjadi
proses-proses berikut.
·
Kromosom makin pendek karena makin
berpilin.
·
Masing-masing bivalen men- jadi dua dan
terlihat empat benang yang disebut tetrad.
·
Terjadi pindah silang dengan pertukaran
timbal balik antara bagian kromosom homolog. Beberapa sintesis DNA tetap
berlangsung yang mungkin ada hubungannya dengan pindah silang.
4.
Diploten
Pada tahap
diploten terjadi proses kromosom yang berpasangan mulai memisah. Pada tahap ini
terjadi proses-proses antara lain:
·
pemendekan kromosom berlangsung terus;
·
mulai terjadi pemisahan pasangan
kromosom;
·
bukti terjadinya pindah silang ialah
pembentukan kiasma yang terlihat sebagai bentuk silang dari lengan kromosom,
pemisahan gen terdapat pada kromosom yang sama;
·
synaptinemal kompleks kemudian terlepas
dari kromatid.
5.
Diakinesis
Pada tahap
diakinesis terjadi proses-proses berikut.
·
Pemendekan kromosom mendekati maksimum.
·
Kiasmata mendekati ujung dan jumlahnya
makin berkurang.
·
Benang gelendong mulai terbentuk dan
selaput inti mulai hilang.
b. Metafase
I
Pada
tahap metafase I terjadi proses-proses berikut.
· Benang
gelendong menjadi teratur dan beberapa benang melekat pada sentromer.
· Sentromer
dari bivalen terdapat pada bidang metafase yang merupakan pasangan kromosom,
bukan merupakan kromosom tunggal seperti pada metafase dari mitosis.
· Berderetnya
bivalen ini secara rambang, dalam hubungannya dengan kromosom yang berasal dari
pihak ayah dan pihak ibu. Pengaturan kromosom pada metafase ini adalah akibat
pengaruh genetik.
c.
Anafase I
c.Pada
tahap anafase I terjadi tahap-tahap berikut.
· Pemisahan
kromosom homolog selesai kemudian kromosom bergerak ke arah kutub yang
berlawanan. Sentromer tidak membelah dan
bagian kromosom yang tertukar bergerak bersama di mana bagian itu baru
saja melekat. Masing-masing kromosom sekarang mempunyai dua kromatid.
· Pengaturan
kromosom homolog dan perpindahannya ke arah kutub benang gelendong ini secara
kebetulan dan merupakan dasar hukum pemisahan bebas dan segresi dari Mendel.
Apabila gen dominan dan resesif pada satu pasang kromosom homolog diberi simbol
A dan a, maka gen-gen ini akan memisah ke kutub yang berlawanan. Apabila gen
dominan dan resesif pada satu pasang kromosom homolog lain diberi simbol B dan
b, maka kedua pasang gen itu akan memisah secara bebas.
d.
Telofase I
Telofase
merupakan tahap yang terjadi proses-proses berikut.
· Telah
terjadi reduksi jumlah kromosom (haploid). Masing-masing kromo- som ini terdiri
dari dua kromatid.
· Tahap
ini sangat berbeda-beda antara spesies satu dengan yang lain. Pada beberapa sel
tanaman terbentuk selaput inti dan nukleolus muncul kembali, sedang pada yang
lain tidak terbentuk selaput inti. Replikasi DNA tidak terjadi lagi, tetapi
sintesis protein dapat berlangsung terus.
Pembelahan Meiosis II
Pada
dasarnya tahap-tahap pembelahan meiosis II sama dengan pembelahan mitosis. Yang
membedakan hanya waktunya saja. Jika sebelum pembelahan tidak terjadi redusi
kromosom maka, pembelahan tersebut termasuk mitosis. Dan jika sebelum
pembelahan tersebut terjadi redusi kromosom maka, pembelahan tersebut termasuk
meiosis II.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa :
a.
Reproduksi
eukariota dilakukan melalui pembelahan
sel yang umumnya
terjadi secara mitosis sel diploid.
b.
Pada
kebanyakan eukariota terdapat juga reproduksi seksual, yang
disebut meiosis yang menghasilkan sel haploid.
B. SARAN
a. Dalam
tugas ini di harapkan pembaca dapat memahami apa yang kelompok kami sampaikan
tentang reproduksi eukariota.
b. Dalam
pembuatan makalah ini diharapkan pembaca dapat memanfaatkan nya dengan baik.
c. Dan
diharapkan makalah tentang eukariota ini, menjadi kan pembaca lebih memahami reproduksi eukariota.
DAFTAR
PUSTAKA
Dasar-Dasar
Mikrobiologi. 1986. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia.
Kimball,
John. 1999. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
P.A., Pelczar. 1986. Dasar-Dasar
Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
www.wikipedia.com.
0 comments:
Post a Comment