Saturday, November 28, 2020

[DEMI MASA!] Dimensi Ruang dan Waktu, 1 Hari Akhirat Equivalent dengan 1000 Tahun Masa Bumi

1400 tahunan silam, Nabi Muhammad SAW membacakan Surat Al Ashr dihadapan publik.


وَٱلۡعَصۡرِ ۝ إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ ۝ إِلَّا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلۡحَقِّ وَتَوَاصَوۡا۟ بِٱلصَّبۡرِ)

“Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya menta’ati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran”.(QS.103.Al-Ashr: 1-3).


Adalah kebiasaan bangsa Arab di waktu sore hari, mereka sering duduk duduk tanpa manfaat dan tanpa ada aktifitas, tanpa mengingat akan adanya keberadaan Tuhan, tanpa berpikir adanya kehidupan akhirat.

mari kita renungi lebih jauh hakekat Surat Al-Ashr ini. Sebagaimana dengan surat-surat dan ayat-ayat dalam Al-Qur’an lainnya, maka tidak hanya cukup di maknai secara harafiahnya saja melainkan sangat luas dan padat dengan berbagai makna dan hakekat.

Demikian juga dengan kedalaman surat AL-Ashr ini. Redaksi surat Al-Ashr ini ber-genre lampau tetapi berplat form universal futuristic. Artinya, telah terjadi dan pasti akan terjadi (menemui /menyaksikan keadaan itu sepanjang zaman hingga di hari masa depan nanti).

Sedangkan dari plat form (kerangka) universal futuristic maknanya bahwa ayat ayat dalam Al-Ashr ini berkaitan dengan dimensi ruang dan waktu atas alam kehidupan semesta (universal) yang berbeda tetapi bagi makhluk kehidupan ciptaan-Nya, bertahap akan memasuki (bertransformasi) ke arah sana (the future).

Itulah mengapa surat Al-Ashr ini tidak dimulai dengan ayat : “Alladzina amanu…” (kepada orang orang yang beriman…)”, tetapi dimulai dengan redaksi, “Wal ‘Ashri…” (demi masa). Yang maknanya adalah bahwa dimensi ruang dan waktu alam kehidupan semesta ini telah dalam genggaman-Nya, telah di hitung-Nya, telah ditetapkan-Nya dan seluruh makhluk pasti akan menemui serta mengalami kejadiannya dimasa depan nanti.

“Wal ‘ashri…….wal ‘ashri !” (demi masa…demi masa)

Ketahuilah rahasianya, mengapa Allah bersumpah demi masa ? Sebab sesungguhnya hidup dan umur manusia serta kehidupan panggung dunia ini sesungguhnya tak berlangsung lama, hanya sebentar saja, hanya dalam hitungan jam saja.

Mari kita singkap rahasia mengapa Allah bersumpah demi masa. Mari kita jabarkan teori relatifitas masa yang pernah dikemukakan oleh Albert Einstein, dan sesuai dengan surat Al-Ashr yang tersebut diatas.

Masa dunia dengan masa akhirat berbeda jauh akibat perbedaan dimensi ruang dan waktu. Hal ini telah diinformasikan oleh Allah dengan rumusan, salah satunya sebagai berikut :

1 hari akhirat setara dengan 1000 tahun waktu bumi


وَیَسۡتَعۡجِلُونَكَ بِٱلۡعَذَابِ وَلَن یُخۡلِفَ ٱللَّهُ وَعۡدَهُۥۚ وَإِنَّ یَوۡمًا عِندَ رَبِّكَ كَأَلۡفِ سَنَةࣲ مِّمَّا تَعُدُّونَ

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya SEHARI disisi Tuhanmu adalah seperti SERIBU TAHUN menurut perhitunganmu.” (QS.Al Hajj:47).


Dari ayat tersebut diatas, kita memperoleh suatu formula (teori relatifitas) yang dapat dianalogikan sebagai berikut :

Yaitu dikenal dengan formula 1:1000 (satu banding seribu), atau 1 hari akhirat = 1000 tahun waktu bumi .


Jika 1 hari = 24 jam, maka :

1 hari (24 Jam) akhirat = 12.000 bulan waktu bumi atau 1000 tahun.

½ hari (12 jam) akhirat = 6.000 bulan waktu bumi atau 500 tahun.

¼ hari (6 jam) akhirat = 3.000 bulan waktu bumi atau 250 tahun.

1/8 hari (3 jam) akhirat = 1.500 bulan waktu bumi atau 125 tahun.

1/16 hari (1.5 jam) akhirat = 750 bulan waktu bumi atau 62.5 tahun


Maka jika :

Menurut data sensus dunia, bahwa tingkat rata-rata harapan hidup manusia sekitar 62.5 – 70 tahun. Jika dikonversi dengan masa akhurat, maka :


62.5 (usia) X 12 bulan = 750 bulan atau 22.500 hari atau 540.000 jam,

= 540.000 : 22.500 = 24

= 24 : 16 = 1.5

Atau = 1/16 hari masa akherat.

(ternyata Al-Qur’an itu matematik loh).


Artinya, jika tingkat rata rata harapan hidup manusia sekitar 62.5 – 70 tahun, maka lamanya hidup manusia di dunia ini menurut waktu langit hanya dalam waktu 1,5 jam sampai dengan 1.7 jam saja !


Baik, sampai di sini cobalah renung dulu sejenak, jangan melanjutkan membaca. Kemudian cobalah buka lembar Al-Qur’an dan coba renungi kembali hakekat Surat Al-Ashr dalam-dalam, kemudian tengok surat QS. 23.Al-Mu’minuun:114.

قَـٰلَ إِن لَّبِثۡتُمۡ إِلَّا قَلِیلࣰاۖ لَّوۡ أَنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui"


Maka artinya, hidup manusia di dunia ini oleh Allah, hanya diberi waktu cuma 1.5 jam saja. Ini baru pada perhitungan surat Al-Ashr, belum jika di konvert dengan teori masa pada dimensi ruang dan waktu menurut planet akherat yang lainnya, seperti dalam formula surat : QS.70.Al-Ma’aarij :4, yang kadar masanya lebih jauh lagi yakni 1 hari sama dengan 50.000 tahun.


تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَیۡهِ فِی یَوۡم كَانَ مِقۡدَارُهُۥ خَمۡسِینَ أَلۡفَ سَنَةࣲ

Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. [Surat Al-Ma’arij 4]


Maka, pantas tidak jika Allah menurunkan ayat tersebut? Maka patut tidak jika Nabi Muhammad SAW selalu mengingatkan kepada kita akan masalah waktu?

Pantesan kita di ingatkan dengan seruan :

“WAL ‘ASHRI….WAL ‘ASHRI…..”

(Demi waktu….demi waktu !)

Sebab ternyata hanya dengan 1.5 jam saja kehidupan abadi kita ditentukan, hendak di Surga atau Neraka. (QS 98:8 dan 41:28 ).


جَزَاۤؤُهُمۡ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّـٰتُ عَدۡنࣲ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِینَ فِیهَاۤ أَبَدࣰاۖ رَّضِیَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُوا۟ عَنۡهُۚ ذَ ٰ⁠لِكَ لِمَنۡ خَشِیَ رَبَّهُۥ

Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya. [Surat Al-Bayyinah 8]


ذَ ٰ⁠لِكَ جَزَاۤءُ أَعۡدَاۤءِ ٱللَّهِ ٱلنَّارُۖ لَهُمۡ فِیهَا دَارُ ٱلۡخُلۡدِ جَزَاۤءَۢ بِمَا كَانُوا۟ بِـَٔایَـٰتِنَا یَجۡحَدُونَ

Demikianlah balasan terhadap musuh-musuh Allah, (yaitu) neraka; mereka mendapat tempat tinggal yang kekal di dalamnya sebagai balasan atas keingkaran mereka terhadap ayat-ayat Kami. [Surat Fushilat 28]


Sebab ternyata hanya 1.5 jam saja cobaan, ujian hidup, tangis kepedihan, kesengsaraan dan kesulitan berlangsung.


Pantesan Allah selalu mewanti wanti kita untuk tetap dalam sabar. (QS 74:7, 52:48 , 39:10).


وَلِرَبِّكَ فَٱصۡبِرۡ

[Surat Al-Muddatstsir 7]


وَٱصۡبِرۡ لِحُكۡمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعۡیُنِنَاۖ وَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ حِینَ تَقُومُ

[Surat Ath-Thur 48]


قُلۡ یَـٰعبَادِ ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمۡۚ لِلَّذِینَ أَحۡسَنُوا۟ فِی هَـٰذِهِ ٱلدُّنۡیَا حَسَنَةࣱۗ وَأَرۡضُ ٱللَّهِ وَ ٰ⁠سِعَةٌۗ إِنَّمَا یُوَفَّى ٱلصَّـٰبِرُونَ أَجۡرَهُم بِغَیۡرِ حِسَابࣲ

[Surat Az-Zumar 10]


Ternyata hanya 1.5 jam saja kita disuruh menahan nafsu amarah, lawammah dan mengganti dengan pedoman-Nya (QS 12:53 , 33:38).


وَمَاۤ أُبَرِّئُ نَفۡسِیۤۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوۤءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّیۤۚ إِنَّ رَبِّی غَفُورࣱ رَّحِیمࣱ

[Surat Yusuf 53]


مَّا كَانَ عَلَى ٱلنَّبِیِّ مِنۡ حَرَجࣲ فِیمَا فَرَضَ ٱللَّهُ لَهُۥۖ سُنَّةَ ٱللَّهِ فِی ٱلَّذِینَ خَلَوۡا۟ مِن قَبۡلُۚ وَكَانَ أَمۡرُ ٱللَّهِ قَدَرࣰا مَّقۡدُورًا)

[Surat Al-Ahzab 38]


Ternyata hanya memerlukan waktu 1.5 jam saja untuk menjalani sebuah perjuangan yang teramat singkat dalam menghadapi kehidupan dan problematika. Dan Allah SWT akan mengganti dengan Ridho-Nya. (QS 9:72, 98:8, 4:114).


وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلۡمُؤۡمِنِینَ وَٱلۡمُؤۡمِنَـٰتِ جَنَّـٰتࣲ تَجۡرِی مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَـٰرُ خَـٰلِدِینَ فِیهَا وَمَسَـٰكِنَ طَیِّبَةࣰ فِی جَنَّـٰتِ عَدۡنࣲۚ وَرِضۡوَ ٰ⁠نࣱ مِّنَ ٱللَّهِ أَكۡبَرُۚ ذَ ٰ⁠لِكَ هُوَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِیمُ

[Surat At-Taubah 72]


لَّا خَیۡرَ فِی كَثِیرࣲ مِّن نَّجۡوَىٰهُمۡ إِلَّا مَنۡ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوۡ مَعۡرُوفٍ أَوۡ إِصۡلَـٰحِۭ بَیۡنَ ٱلنَّاسِۚ وَمَن یَفۡعَلۡ ذَ ٰ⁠لِكَ ٱبۡتِغَاۤءَ مَرۡضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوۡفَ نُؤۡتِیهِ أَجۡرًا عَظِیمࣰا

[Surat An-Nisa’ 114]


Dan hanya 1.5 jam, perjuangan untuk mencari bekal perjalanan panjang menuju kemenangan nanti. (QS 59:18, 42:20, 3:148, 28:77).


مَن كَانَ یُرِیدُ حَرۡثَ ٱلۡـَٔاخِرَةِ نَزِدۡ لَهُۥ فِی حَرۡثِهِۦۖ وَمَن كَانَ یُرِیدُ حَرۡثَ ٱلدُّنۡیَا نُؤۡتِهِۦ مِنۡهَا وَمَا لَهُۥ فِی ٱلۡـَٔاخِرَةِ مِن نَّصِیبٍ

[Surat Asy-Syura 20]


فَـَٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡیَا وَحُسۡنَ ثَ وَٱللَّهُ یُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِینَ

[Surat Ali ‘Imran 148]


وَٱبۡتَغِ فِیمَاۤ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلۡـَٔاخِرَةَۖ وَلَا تَنسَ نَصِیبَكَ مِنَ ٱلدُّنۡیَاۖ وَأَحۡسِن كَمَاۤ أَحۡسَنَ ٱللَّهُ إِلَیۡكَۖ وَلَا تَبۡغِ ٱلۡفَسَادَ فِی ٱلۡأَرۡضِۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا یُحِبُّ ٱلۡمُفۡسِدِینَ

[Surat Al-Qashash 77]


Maka sebagaimana hanya dalam waktu 1.5 jam saja kita disuruh untuk berbuat bakti, beribadah mengabdi kepada Tuhannya, maka hanya selama 1.5 jam sajalah manusia diberi kebebasan untuk bergelimang dalam perbuatan dosa dan kesesatan.

Maka, pantaslah Tuhan menyebut bahwa banyak manusia yang merugi karena itu. (QS.103.Al-Ashr:2).

إِنَّ ٱلۡإِنسَـٰنَ لَفِی خُسۡرٍ

[Surat Al-‘Ashr-2]


Kemudian, Tuhan menekankan lagi :

قَـٰلَ إِن لَّبِثۡتُمۡ إِلَّا قَلِیلࣰاۖ لَّوۡ أَنَّكُمۡ كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

“Kamu tidak tinggal ( dibumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui” . (QS 23:114)

Dan manusia benar benar mengetahui dan membuktikan hal ini setelah matinya, setelah berbaring di liang lahat, setelah sanak familinya menaburkan kembang kenanga kemudian menangis tersedu di hadapan batu nisan yang bertuliskan :

Sahabat budiman, segeralah secepat mungkin menengok kembali peta perjalanan kita dalam menuju kepada-Nya. Mumpung masih diberi waktu, selagi masih dapat, selagi masih diberi kesempatan, Berbuatlah manfaat, tolong menolonglah dalam kebaikan.

Maka segeralah secepat mungkin tinggalkan kesombongan, sok-sok-an, keangkuhan, kekikiran, keangkara murkaan, kejahatan, kekafiran dan kesesatan. Sebelum onggokan daging terbenam dalam lumpur tanah, membusuk dalam kesendirian, dalam nestapa dan dalam kegelapan di bumi liang lahat. Bersama larva-larva yang berpesta- pora, bersama cacing cacing pengurai jasad.

Semoga menjadi renungan.


source: https://sabdanews.com/